Uritanet – Jakarta, 16 April 2025 Pertunjukan teater “Imam Al-Bukhari dan Sukarno” mendapat apresiasi tinggi dari Menteri Kebudayaan RI. Pementasan ini dinilai sebagai simbol nyata kolaborasi budaya antara Indonesia dan Uzbekistan, sekaligus jembatan sejarah yang memperkuat hubungan kedua negara.
Teater ini mengisahkan pertemuan simbolik antara dua tokoh besar dunia—Imam Al-Bukhari, ulama hadits asal Uzbekistan, dan Presiden pertama RI, Sukarno. Pertunjukan diproduksi oleh Yayasan Bumi Purnati bekerja sama dengan Teater Katakkurgan dari Uzbekistan, menyuguhkan nilai perjuangan, keilmuan, dan spiritualitas yang melampaui batas negara.
Menteri Kebudayaan RI dalam sambutannya menyebut pertunjukan ini luar biasa dan menyentuh. Ia menilai bahwa kisah yang diangkat berhasil menjadi jembatan budaya antara dua bangsa.
“Kunjungan historik Bung Karno ke Uzbekistan pada September 1956 adalah momen penting yang kini diterjemahkan ulang dalam bentuk seni. Semoga konektivitas budaya seperti ini terus berkembang,” ujarnya.
Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, yang juga hadir dalam acara, menyebut pementasan tersebut bukan sekadar hiburan, melainkan “jembatan sejarah dan perasaan.
” Ia memuji kolaborasi para aktor, penulis, dan sutradara dari Indonesia dan Uzbekistan. “Ini bentuk nyata persahabatan yang lahir dari penghormatan. Kalian menulis sejarah dengan tinta seni dan jiwa,” katanya.
Sementara itu, Duta Besar Uzbekistan untuk Indonesia, Oybek Eshonov, mengungkapkan bahwa kunjungan Presiden Sukarno ke makam Imam Al-Bukhari merupakan tonggak awal hubungan erat kedua negara. “Presiden Sukarno adalah pemimpin asing pertama yang menziarahi makam Imam Bukhari. Itu memperkuat posisinya di hati rakyat Uzbekistan,” ucapnya.
Pertunjukan yang sebelumnya telah dipentaskan di tiga kota di Uzbekistan pada tahun 2024 ini akhirnya hadir di Jakarta. Sejumlah tokoh penting turut hadir, seperti Gubernur DK Jakarta Pramono Anung, Wakil Gubernur Rano Karno, Sukmawati Soekarnoputri, Guruh Soekarnoputra, Ganjar Pranowo, Djarot Saiful Hidayat, Andika Perkasa, dan anggota DPR RI Bonnie Triyana, serta jajaran pejabat Kementerian Kebudayaan.
Pementasan ini bukan hanya menyampaikan kisah sejarah, tetapi juga mempertegas bahwa hubungan Indonesia-Uzbekistan dibangun atas dasar nilai-nilai budaya dan ajaran Islam yang inklusif. Teater ini mengingatkan publik akan kontribusi besar Sukarno dalam merawat peradaban Islam dunia, sekaligus memperkuat semangat toleransi dan kerja sama lintas bangsa.
**Benksu