Jakarta (Uritanet) :
Joko Anwar kembali menghadirkan film yang sarat makna dalam Pengepungan di Bukit Duri. Film ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga kritik sosial terhadap rendahnya apresiasi terhadap profesi guru di Indonesia.
Melalui karya ke-11 ini, Joko Anwar ingin menyuarakan kegelisahannya tentang kurangnya teladan dan pemimpin dalam masyarakat, yang seharusnya bisa diisi oleh figur guru.
Joko Anwar menegaskan bahwa problematika profesi guru di Indonesia sudah berlangsung lama. Meskipun waktu terus berjalan, nasib para pendidik tidak menunjukkan perubahan signifikan.
Bahkan, menurutnya, anggaran pendidikan sering kali dipotong, membuat kondisi semakin sulit bagi guru.
Sebagai seorang sineas dengan gaya bercerita yang kuat, Joko Anwar tampaknya tetap mempertahankan ciri khasnya dalam film ini. Pengepungan di Bukit Duri digarap dengan pendekatan yang lebih ringan agar mudah diterima oleh berbagai kalangan.
Walaupun mengangkat isu serius, film ini tetap disajikan dengan alur yang menarik dan mengundang diskusi.
Sementara dari segi visual, film ini menampilkan sinematografi yang memikat, seperti karya-karya Joko Anwar sebelumnya. Penggunaan pencahayaan, sudut kamera, dan tata artistiknya, akan memberikan pengalaman sinematik yang imersif.
Film ini dibintangi oleh aktor dan aktris ternama Indonesia, seperti Morgan Oey, Hana Malasan, Omara Esteghlal, Endy Arfian, Fatih Unru, Satine Zaneta, dan Millo Taslim.
Dengan deretan pemain berbakat ini, Pengepungan di Bukit Duri diyakini mampu menyajikan akting yang kuat dan emosional. Karakter yang mereka perankan kemungkinan besar akan memiliki kedalaman, mencerminkan realitas sosial yang ingin disampaikan Joko Anwar.
film ini menggunakan pendekatan yang tidak terlalu berat agar bisa dinikmati oleh lebih banyak orang. Alih-alih memberikan narasi yang menggurui, Pengepungan di Bukit Duri lebih menitikberatkan pada penyampaian pesan melalui cerita yang mengalir alami.
Inilah salah satu daya tarik utama Pengepungan di Bukit Duri, dimana relevansi temanya dengan kondisi sosial saat ini. Joko Anwar tidak hanya menghadirkan cerita yang menghibur, tetapi juga mengajak penonton untuk merenung dan berdiskusi tentang pentingnya peran guru dalam kehidupan kita.
Pengepungan di Bukit Duri adalah film yang tidak hanya menghibur tetapi juga membawa pesan penting bagi masyarakat. Joko Anwar berhasil mengangkat keresahannya tentang profesi guru ke dalam sebuah karya yang menarik dan bermakna.
Dengan kombinasi alur cerita yang kuat, sinematografi berkualitas, serta akting para pemain yang solid, film ini layak menjadi tontonan wajib di tahun 2025.
Bagi para pecinta film dengan muatan sosial yang kuat, Pengepungan di Bukit Duri bisa menjadi pilihan yang tepat. Jangan lewatkan penayangannya di bioskop mulai 17 April 2025!
)**Nawasanga