Tukin for All: Perjuangan Tak Tergoyahkan Demi Keadilan Dosen ASN di Indonesia

Jakarta (Uritanet) :

Perjuangan untuk keadilan kini menggema di seluruh negeri. Ribuan dosen Aparatur Sipil Negara (ASN) dari berbagai penjuru Indonesia, yang tergabung dalam Aliansi Dosen ASN Kemendiktisaintek Seluruh Indonesia (ADAKSI), menyatukan langkah untuk menuntut hak mereka.

Dengan semangat yang tak terbendung, mereka menyerukan satu tuntutan: pembayaran tunjangan kinerja (tukin) bagi dosen ASN tanpa terkecuali.

Dalam aksi yang akan digelar di Istana Negara pada 3 Februari 2025, ADAKSI menuntut pemerintah segera membayarkan tukin tahun 2025 dan memastikan bahwa hak tersebut diterima oleh semua dosen ASN di berbagai perguruan tinggi negeri (PTN)—baik PTN Satker, BLU, PTNBH, maupun LLDikti.

Tuntutan ini bukan tanpa dasar. Pasal 80 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dengan jelas menyatakan bahwa “Hak ASN Harus Diberikan Secara Merata”.

Namun, hingga kini, dosen ASN di Kemendiktisaintek merasa diabaikan. Sementara dosen di kementerian lain telah menerima tukin sejak tahun 2012, mereka terus diperlakukan tidak adil.

“Kami tidak akan mundur! Tuntutan kami jelas—Tukin for All!” tegas Ketua Koordinator Nasional (Kornas) ADAKSI Pusat, Anggun Gunawan.

Aksi Solidaritas Seluruh Indonesia

Perjuangan ini telah membakar semangat ribuan dosen ASN. Dari Sabang hingga Merauke, para dosen mulai bergerak menuju Jakarta dengan berbagai cara, baik melalui jalur darat, udara, maupun laut.

Baca Juga :  KASAD Jenderal Dudung Resmikan Kawasan Agrowisata Tekno 44 di Banyuasin Sumatera Selatan

Koordinator Wilayah (Korwil) ADAKSI di seluruh provinsi terus melakukan koordinasi intensif untuk memastikan keberangkatan peserta aksi.

Anggun Gunawan mengungkapkan bahwa antusiasme para dosen sangat luar biasa. “Bahkan mereka yang tidak bisa hadir rela menyumbangkan dana untuk membantu biaya perjalanan rekan-rekan yang akan turun aksi di Jakarta. Ini bukan hanya sekadar aksi fisik, melainkan juga gerakan moral untuk menuntut keadilan!” katanya.

Meskipun laporan resmi menyebutkan bahwa hanya 300 orang yang akan hadir dalam aksi ini, semangat ribuan dosen di seluruh Indonesia turut mengiringi langkah mereka.

“Angka itu hanya batas formal. Di balik itu, ribuan suara perjuangan terus mengalir!” ujar Anggun dengan penuh semangat.

Penghormatan Profesi

Tuntutan para dosen ASN ini bukanlah hal baru. Selama bertahun-tahun, mereka terus memperjuangkan hak yang seharusnya sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka.

Anggun menegaskan bahwa perjuangan ini bukan soal uang semata, tetapi juga soal penghormatan terhadap profesi dosen sebagai pilar pendidikan di Indonesia.

Baca Juga :  Dr. Filep Wamafma, SH.,M.Hum : Integritas Jadi Nilai Dasar, Harus Terus Dioptimalkan Seluruh Jajaran BPK

“Negara ini tidak akan maju tanpa dosen. Ketika hak kami diabaikan, itu berarti negara ini juga mengabaikan pendidikan. Kami menuntut keadilan, bukan belas kasihan!” tegasnya.

 

Peringatan Pemerintah Suara Dosen Jangan Diabaikan

Aksi ini sekaligus menjadi peringatan bagi pemerintah bahwa suara dosen tidak bisa diabaikan lagi. Jika hak mereka terus diabaikan, hal ini tidak hanya melukai martabat profesi dosen tetapi juga mencederai komitmen negara terhadap pendidikan berkualitas.

Perjuangan ADAKSI tidak hanya mengangkat isu kesejahteraan, tetapi juga membangun kesadaran bahwa pendidikan harus menjadi prioritas utama.

Dengan tuntutan “Tukin for All,” para dosen ingin menunjukkan bahwa mereka tidak hanya berjuang untuk diri sendiri, tetapi juga untuk masa depan pendidikan di Indonesia.

Aksi demonstrasi pada 3 Februari 2025 ini menjadi tonggak penting dalam perjuangan para dosen ASN. Dengan semangat solidaritas yang tinggi, mereka siap menyuarakan hak mereka di depan Istana Negara.

Melalui gerakan ini, ADAKSI mengirim pesan tegas: keadilan harus ditegakkan, dan tuntutan mereka tidak bisa ditawar. Tukin bukan sekadar tuntutan finansial, melainkan simbol penghormatan terhadap peran strategis dosen dalam membangun generasi penerus bangsa.

ADAKSI Bersatu, Dosen Bermartabat, Indonesia Maju!

)**Nawasanga

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *