Uritanet – Lembata, 12 Desember 2024, Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha, menghadiri penutupan Program Muda Berdaya untuk Kedaulatan Pangan (MBKP) di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, pada Rabu, 11 Desember 2024. Program ini menjadi tonggak penting dalam pengembangan kedaulatan pangan berbasis potensi lokal, melibatkan mahasiswa, pemerintah daerah, dan masyarakat setempat.
Dalam sambutannya, Wamenbud menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah menyukseskan program ini. Ia menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mendukung visi Indonesia sebagai bangsa yang mandiri dan berdaya saing, sesuai amanat Pasal 32 UUD 1945 dan UU No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
“Program ini telah melahirkan prototipe dan pangkalan data potensi pangan lokal di Lembata, yang menjadi pijakan strategis untuk kebijakan masa depan,” ungkap Wamenbud.
Hasil Program MBKP
Program MBKP, yang berlangsung sejak September hingga Desember 2024, melibatkan 218 mahasiswa dari 103 universitas di 29 provinsi. Sebanyak 212 mahasiswa ditempatkan di 29 desa di Kabupaten Lembata, sementara 6 mahasiswa lainnya melaksanakan program di Jakarta.
Selama empat bulan, peserta menghasilkan berbagai inovasi, seperti:
Prototipe produk inovasi dan teknologi pangan lokal.
Pemetaan potensi desa dan objek pemajuan kebudayaan.
Program edukasi gizi dan sosialisasi kedaulatan pangan.
Pelestarian budaya berbasis lingkungan berkelanjutan.
Program ini mengintegrasikan tradisi lokal dengan pendekatan modern dalam pengelolaan sumber daya alam, menciptakan inovasi yang relevan untuk mendukung kedaulatan pangan.
Kolaborasi untuk Masa Depan
Dalam penutupan acara, Wakil Menteri Kebudayaan berharap hasil program ini dapat dimanfaatkan secara optimal oleh pemerintah dan masyarakat. Ia juga mengapresiasi dukungan Pemerintah Kabupaten Lembata, pemerintah desa, mentor, dan mahasiswa yang berperan aktif dalam keberhasilan program.
“Kami berharap ide utama MBKP dapat terus lestari dan berkembang, mewujudkan cita-cita bersama kita, yaitu kedaulatan pangan berbasis budaya lokal,” tutup Giring Ganesha.
Penutupan program MBKP menjadi momen penting untuk melanjutkan kolaborasi dalam mewujudkan kedaulatan pangan yang berkelanjutan, sekaligus menjaga harmoni antara budaya, lingkungan, dan masyarakat lokal.
**Benksu