Uritanet, Jakarta –
Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora, Asrorun Ni’am Sholeh, dalam memperingati Hari Pahlawan (10/11) menekankan pentingnya membangun karakter yang menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau kelompok, serta menumbuhkan jiwa kepahlawanan dan cinta tanah air.
“Kita perlu memiliki kesadaran untuk berkorban demi bangsa. Dari kesadaran ini akan tumbuh rasa tanggung jawab, sikap mendahulukan kepentingan bangsa, dan kegigihan untuk berjuang dalam segala situasi,” jelas Asrorun mewakili Menpora Dito Ariotedjo, usai upacara tabur bunga di laut dalam rangka memperingati Hari Pahlawan Tahun 2024, yang dilaksanakan dari KRI Semarang 594 di Perairan Teluk Jakarta. KRI Semarang 594 berangkat dari Kolinlamil Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Sekaligus mengajak seluruh lapisan masyarakat, terutama generasi muda, untuk merefleksikan kembali semangat cinta tanah air dan heroisme yang diwariskan para pahlawan dalam mempertahankan kedaulatan bangsa.
Dan Pemuda harus berperan aktif dalam mengisi kemerdekaan dengan langkah-langkah yang positif, mengambil terobosan dalam teknologi dan komunikasi, serta memperkuat wawasan kebangsaan di tengah persaingan global yang makin kompetitif, tambah Asrorun Ni’am Sholeh lagi.
“Peringatan Hari Pahlawan ini adalah waktu yang tepat bagi kita untuk merefleksikan dan mengambil pelajaran dari semangat cinta tanah air serta perjuangan para pahlawan yang sudah memperjuangkan kemerdekaan,” ujar Asrorun.
Dimana Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Ahmad Muzani bertindak sebagai inspektur upacara. Upacara ini berlangsung khidmat sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan bangsa yang telah berkorban demi kemerdekaan Indonesia.
Menurutnya, Hari Pahlawan harus menjadi momentum bagi generasi muda untuk menjadi pionir dalam pembangunan bangsa dan melanjutkan perjuangan para pendiri negeri.
“Dengan begitu, cita-cita para pendiri bangsa akan terwujud, yaitu Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera,” tambahnya.
Ia mengingatkan bahwa saat ini generasi muda perlu mengisi kemerdekaan dengan kontribusi yang positif. Perjuangan di masa kini, lanjut Asrorun, bukan lagi dengan senjata, melainkan dengan inovasi, penguasaan teknologi, dan semangat adaptif dalam menghadapi perubahan.
)**Tjoek