Komite 3 DPD RI – Porserosi : Bahas Pengembangan Olahraga Sepatu Roda, Kurangnya Sapras dan Dukungan Atlet di Jabar

Uritanet, Bandung –

Komite 3 Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI melakukan pertemuan dengan Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia (Porserosi) Jawa Barat (Jabar) (5/11), di Bandung, Jabar. Kegiatan ini bertujuan untuk membahas berbagai isu terkait pengembangan olahraga sepatu roda di Jabar, khususnya mengenai kurangnya fasilitas, sarana, dan prasarana yang mendukung prestasi atlet serta pentingnya dukungan dari pemerintah untuk kemajuan olahraga ini.

Anggota DPD RI Daerah Pemilihan Jabar Agita Nurfianti menyampaikan komitmennya untuk mendukung olahraga sepatu roda dan menindaklanjuti berbagai aspirasi yang telah disampaikan oleh Porserosi Jabar. Upaya ini sejalan dengan Komite 3 yang mengurusi salah satunya bidang olahraga.

“Kami siap mendukung Porserosi untuk pengembangan olahraga sepatu roda. Terima kasih atas berbagai aspirasi yang telah disampaikan kepada kami, insyaallah akan kami sampaikan ke pihak-pihak terkait dan kami tindaklanjuti,” ujar Agita Nurfianti.

Sementara Ketua Umum Porserosi Jabar Abdul Haris Sugondo, menambahkan bahwa dalam sepatu roda terdapat cabang olahraga seperti Speed Skating dan Freestyle Skating yang membutuhkan fasilitas dan prasarana yang memadai untuk mendukung prestasi atlet.

Speed Skating berfokus pada kecepatan dan keberhasilan menempuh jarak dalam waktu secepat mungkin. Adapun Freestyle Skating berfokus pada keterampilan dan teknik dalam melakukan trik-trik tertentu, seperti slalom, jumping, dan grinding.

Ketua Umum Porserosi Jabar menyampaikan kekhawatiran terkait minimnya fasilitas untuk latihan. Salah satu contoh adalah kondisi speed track di GOR Saparua Bandung, yang meskipun telah diperbaiki, masih dinilai belum layak untuk digunakan secara maksimal.

Selain itu, sarana untuk latihan freestyle skating juga belum tersedia, sehingga para atlet harus berlatih di pusat perbelanjaan atau lokasi yang kurang mendukung.

Haris mengusulkan terkait pemanfaatan area GOR Saparua Bandung, yang sebelumnya digunakan untuk pembangunan patung Soekarno, untuk dijadikan skatepark yang dapat digunakan oleh atlet aggressive inline skating dan skateboard. Usulan ini bertujuan untuk menyediakan fasilitas yang lebih baik bagi kedua cabang olahraga ekstrem ini.

Ia juga menyoroti kurangnya alokasi pembiayaan bagi atlet dari berbagai lapisan, baik yang berada di tingkat daerah maupun provinsi. Hal ini menjadi kendala besar dalam pengembangan potensi atlet sepatu roda di Jabar.

Salah satu usulan yang disampaikan Porserosi Jabar adalah program jangka panjang yang tidak hanya berfokus pada peningkatan fasilitas latihan, tetapi juga pada aspek pendidikan dan pekerjaan bagi atlet. Tujuannya adalah untuk memastikan kesinambungan karir atlet dari sisi olahraga hingga kehidupan setelah pensiun.

Disampaikan Haris, permasalahan lainnya adalah terkait pengajuan permohonan fasilitas olahraga yang terkendala pada birokrasi di Pemerintah Provinsi Jabar. Dalam hal ini, lanjut Haris, pihaknya mengajukan ke Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Jabar, namun diminta untuk mengajukan ke Biro Umum Provinsi Jabar, dan sebaliknya.

Menurut Agita, hal ini perlu segera diatasi agar proses pengajuan dapat berjalan dengan lancar. Lebih lanjut, pihaknya berencana menghubungi kedua instansi tersebut untuk penyelesaian masalahnya.

“Saya minta kontak person Biro Umum dan Dispora Jabar untuk menanggapi usulan dari Porserosi Jabar mengenai sarana di area (GOR) Saparua (Bandung) untuk pelayakan track Saparua serta area plaza untuk area aggre (aggressive inline skating) dan skateboard,” ungkap Agita.

Rapat ini juga membahas evaluasi terkait kegiatan Pekan Olahraga Nasional di Aceh dan Sumatra Utara 2024, khususnya untuk cabang olahraga sepatu roda. Selain itu, Porserosi Jabar menyampaikan agenda Piala Ibu Negara (PIN) 2024, di mana target hasil dari pelaksanaan acara tersebut adalah untuk memajukan olahraga sepatu roda di Jabar dan menarik lebih banyak peserta. Agenda lainnya adalah kejuaraan sepatu roda tingkat nasional juga yaitu Jabar Open 2024.

PIN 2024 diperkirakan akan diikuti oleh 1.000 peserta, sementara Jabar Open 2024 diperkirakan akan menarik 1.500 peserta. Kegiatan ini diharapkan dapat memberi dampak positif bagi perkembangan olahraga sepatu roda di Jawa Barat.

Untuk itu, Haris memohon dukungan dari DPD untuk mendukung kebutuhan konsumsi, perlengkapan, dan fasilitas lainnya untuk mendukung keberlangsungan acara tersebut. Ia menyampaikan, pendanaan yang diberikan oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) masih dirasa kurang untuk mendukung kegiatan dan program yang ada.

Ia juga berharap agar pemerintah, khususnya DPDRI Jabar, dapat memberikan perhatian lebih terhadap pengembangan olahraga sepatu roda. Agita memberikan arahan untuk membuat proposal yang mencakup skema pembangunan prasarana, tempat, serta anggaran yang diperlukan untuk pengajuan fasilitas yang menunjang atlet.

Haris menegaskan bahwa visi dan misi Porserosi adalah untuk menjadikan masyarakat lebih mudah dan sehat berolahraga melalui olahraga sepatu roda.

)***Tjoek

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *