Uritanet, Tegal.—
Dampak perubahan iklim global yang semakin dirasakan oleh masyarakat, terutama dengan meningkatnya suhu harian di Indonesia. Dan seperti diketahui, sepanjang 2024, suhu bulanan di Indonesia tercatat lebih panas dibandingkan dengan rata-rata suhu dalam 30 tahun.
Hal ini mengundang perhatian besar Farug Ibnul Hagi, seorang arsitek yang juga calon Wali Kota Tegal, yang memaparkan visinya tentang Kota Hijau sebagai jawaban terhadap tantangan lingkungan secara umum, termasuk yang juga dihadapi Kota Tegal.
Sebagai kota pesisir yang berada di kawasan Pantura Jawa, Tegal menghadapi ancaman nyata dari dampak perubahan iklim yang terus meningkat. Mulai dari suhu yang semakin panas hingga kenaikan permukaan air laut yang mengancam garis pantai, dampak ini mengakibatkan abrasi yang semakin parah di sejumlah titik pesisir.
Situasi ini, jika tidak ditangani dengan serius, berpotensi mengancam permukiman dan lahan produktif di sepanjang wilayah pantai.
Sebagai Calon Wali Kota Tegal Farug Ibnul Hagi mencetuskan pentingnya Kota Hijau sebagai strategi yang mendesak untuk menanggulangi berbagai dampak tersebut dan menciptakan kota yang lebih tahan iklim.
“Banyak yang mungkin tidak begitu peduli, bahwa Oktober kemarin ini adalah bulan diperingatinya Hari Habitat Dunia dan Hari Kota Dunia,” ujar Farug.
Peringatan dua hari tersebut, merefleksikan kelayakan kota sebagai tempat tinggal kita. Terutama di tengah ancaman krisis iklim yang semakin kita rasakan, seperti meningkatnya suhu di kota-kota kita, lanjutnya.
Oleh karenanya, di tengah pesatnya pertumbuhan kota dan meningkatnya perhatian terhadap isu-isu lingkungan,
Calon Wali Kota Tegal Farug Ibnul Hagi menawarkan konsep Kota Hijau untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang mempertahankan kualitas hidup serta keberlangsungan lingkungan.
“Kota Tegal punya potensi luar biasa untuk menjadi kota hijau yang berkelanjutan. Kita memuliki laut, aliran sungai, dan ruang perkotaan yang bisa dikembangkan secara ramah lngkungan,” ujar Calon Wali Kota Tegal Farug Ibnul Hagi lagi.
“Sebagai arsitek, saya melihat pentingnya keseimbangan antara pembangunan dan keberlanjutan lingkungan. Setiap proyek pembangunan di Tegal harus membawa manfaat jangka panjang, baik secara ekonomi maupun ekologis,” lanjut Faruq.
Dalam penjelasannya, Farug Ibnul Hagi mengungkapkan rencana memperketat regulasi tata ruang, khususnya di wilayah pesisir dan pemukiman padat. Langkah ini ditujukan untuk mencegah degradasi lingkungan serta menjaga keseimbangan ekosistem lokal.
Lebih lanjut, ia juga menyampaikan komitmennya untuk menambah Ruang Terbuka Hijau (RTH) di seluruh penjuru kota. Dengan banyaknya ruang hijau publik, Farug bertekad menjadikan Tegal lebih asri dan nyaman bagi seluruh warganya.
Tak hanya itu, Farug juga mempnoritaskan pengembangan sistem transportasi hijau yang ramah lingkungan. Ia merencanakan pembangunan infrastruktur transportasi yang mendorong penggunaan sepeda, jalur pejalan kaki, serta layanan transportasi umum berbasis energi terbarukan. Farug percaya bahwa pendekatan ini udak hanya akan mengurangi emisi karbon tetapi juga meningkatkan kualitas hidup warga dengan menciptakan lingkungan yang lebih sehat.
Gagasan Forum Komunitas Hijau
Calon Wali Kota Tegal Farug Ibnul Hagi menggarisbawahi bahwa program Kota Hijau ini tidak akan berjalan tanpa dukungan dari berbagai pihak. Menurutnya, keberhasilan visi ini sangat bergantung pada komitmen dan sinergi lintas sektor, mulai dari pemerintah daerah hingga masyarakat. Karena itu, dirinya berencana membentuk Forum Komunitas Hijau sebagai wadah bagi warga untuk berperan aktif dalam menjaga dan mengembangkan ruang hijau.
“Kota hijau adalah kota yang melibatkan semua elemen masyarakat. Tidak cukup hanya kebijakan, tetapi harus ada dukungan dari setiap warga. Karena itu, kami akan menginisiasi forum komunitas hijau di Tegal yang akan berfungsi sebagai penggerak dan penjaga komitmen kita bersama,” tutur Farug Ibnul Haqi.
Dengan semangat dan tekad yang kuat, Farug optimistis bahwa Tegal bisa menjadi kota yang bukan hanya unggul dalam aspek ekonomi dan infrastruktur, tetapi juga ramah lingkungan dan lestari.
“Kota ini adalah rumah bagi kita semua. Kita harus menjaganya agar tetap hyjau, nyaman, dan lestari untuk anak-cucu kita di masa depan,” ujar Farug.
Dengan visi Kota Hijau ini, Calon Wali Kota Tegal Farug Ibnul Hagi berharap bahwa Pilkada bisa menjadi ajang pertukaran gagasan berbobot termasuk isu keberlanjutan lingkungan.
“Sudah seharusnya demokrasi kita naik kelas, tidak hanya berkutat dengan isu-isu lama, tapi juga gagasan baru yang visioner termasuk visi kepemimpinan yang adaptif terhadap tantangan aktual seperti krisis iklim,” tukas Farug.
Di Pilkada Kota Tegal 2024, Farug mengusung visi “Tegal Maju Cemerlang”, dengan empat pilar utama: Cerdas, Modern, Religius, dan Gemilang. Pemuda asli Tegal ini berlatar belakang arsitek. Ia menamatkan gelar sarjananya dari jurusan Arsitektur, Universitas Islam Indonesia (UII) pada tahun 2008.
Beberapa tahun terakhir, Farug lebih banyak berada di Australia untuk studi lanjut. Farug merupakan kandidat doktor perencanaan kota dan wilayah di University of South Australia. Gelar master bidang yang sama juga ia peroleh di kampus tersebut.
“Saya akan manfaatkan semaksimal mungkin pengetahuan dan pengalaman saya sebagai arsitek untuk menata kota tanah kelahiran saya, termasuk merealisasikan konsep Kota Hijau,” tegas Farug.
)**Yuri Pribadi