Menko PMK menjelaskan bahwa air, meski menjadi sumber kehidupan utama, juga dapat memicu bencana besar seperti banjir, tanah longsor, dan kekeringan, yang dikenal sebagai bencana hidrometeorologi.
“Bencana hidrometeorologi menjadi yang paling menonjol di Indonesia. Air, di satu sisi adalah sumber kehidupan, tetapi di sisi lain bisa membawa bencana dan merusak kehidupan,” ujarnya.
Sebagai Menko PMK, Muhadjir menyatakan bahwa pengelolaan air sangat erat kaitannya dengan tugasnya dalam bidang kebencanaan dan penanggulangan kemiskinan. Oleh karena itu, pemanfaatan sumber daya air harus dilakukan dengan cerdas dan bijak untuk menekan potensi bencana.
“Pengelolaan air yang bijak dan cerdas adalah kunci untuk meminimalkan risiko bencana dan memaksimalkan manfaat bagi penghidupan,” tambahnya.
Muhadjir juga menyoroti pentingnya peran HATHI sebagai organisasi profesi dalam mendukung pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan, serta mengantisipasi perubahan iklim dan anomali cuaca yang kian tak menentu. Salah satu teknologi yang disebutkan adalah Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), yang telah berhasil diterapkan untuk menangani kekeringan, mengurangi intensitas hujan, dan mendukung pembangunan strategis seperti di Ibu Kota Nusantara (IKN).