Uritanet, Jakarta, –
Dalam rangka Implementasi Interprofessional Education (IPE) dan Interpersonal Collaboration (IPC) Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Jakarta II di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kelurahan Pancoran, Jakarta Selatan (9/9), menghadirkan para nara sumber kesehatan antara lain Atang Saputra, SKM, M.Med.Sc (PH), Pritasari, SKm, M.Sc. dan Nanda Puspita, M.Pharm, Apt, untuk membahas Penyakit Hati lewat tajuk bertema “Sayangi Hati Sejak Dini”.
Seperti pemaparan terkait, “Gizi Seimbang (isi piringku) untuk Hati yang Lebih Sehat”, Pritasari, SKm, M.Sc. selaku Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Jakarta II; menggarisbawahi bahwa Penyakit Hati dapat dicegah dengan Pola Makan yang Sehat dan Seimbang. Penyakit Hati adalah Penyakit Infeksi yang disebabkan Bakteri, Virus, Parasit, Polusi, Radikal Bebas dst. Terlebih HB dan HC penyebab terbanyak Hepatitis kronik, sirosis, hingga kanker hati dst.
Oleh karena itu, tubuh perlu vitalitas dan imunitas. Apalagi melaksanakan pola makan Gizi Seimbang Isi Piringku tidaklah mudah. Butuh tekad yang kuat untuk Kesehatan. Dan Kemenkes menetapkan 4 Pilar Gizi Seimbang, yaitu Konsumsilah Pangan Beraneka Ragam, Biasakan Prilaku Sehat, Lakukan Aktivitas Fisik, dan terakhir mempertahankan serta memantau Berat Badan Normal.
Terpenting batasi dan hindari makan makanan gorengan, kue kering atau basah, makanan ringan dalam kemasan, minuman manis, makanan cepat saji, makanan kalengan atau olahan. Perhatikanlah keamanan makanan yang di konsumsi. Selain membatasi pula mengkonsumsi Gula, Garam, Lemak. Karena makanan kekinian belum tentu sehat, tukas Pritasari, SKm, M.Sc. Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Jakarta II.
Sedangkan terkait “Peran Kesehatan Lingkungan dalam Menjaga Kesehatan Hati”, Atang Saputra, SKM, M.Med.Sc (PH); menjelaskan bahwa Penyakit Hati Hepatitis merupakan penyakit menular dalam bentuk peradangan hati yang disebabkan oleh virus. Dan ada lima jenis Hepatitis yakni Hepatitis A, B, C, D dan E.
Hepatitis A (HA), terjadi melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi virus Hepatitis A; Hepatitis B (HB), terjadi melalui hubungan seksual tanpa alat pengaman dan transfusi darah. Bahkan Ibu hamil yang terinveksi virus Hepatitis B bisa menularkan virus ke janin; Selanjutnya Hepatitis C (HC), terjadi lewat hubungan seksual tanpa kondom atau penggunaan jarum suntik tidak steril; Sedangkan Hepatitis D (HD), terjadi lewat jarum suntik yang tidak steril atau transfusi darah; terakhir Hepatitis E (HE), terjadi lewat air atau makanan yang terkontaminasi virus Hepatitis. Sebagai catatan penting, bahwa komplikasi Hepatitis dapat mengakibatkan Sirosis Hati, Kanker Hati (mulai dari Stadium A, B, C, dan D, red)
Untuk mencegah HA dan HE yakni cukup mencuci tangan pakai sabun. Sementara untuk mencegah HB, HC dan HD, yakni lakukan Imunisasi, tidak bertukarnya alat pribadi, tutuplah luka terbuka, gunakankah alat alat denga steril.
Dan terakhir terkait, bagaimana “Hati Lebih Sehat dengan Bijak Menggunakan Obat”, disampaikan oleh Nanda Puspita, M.P koharm, Apt, memaparkan bahwa dimana dirinya tetap menyarankan agar selalu “Tepat Minum Obat Agar Hati Tetap Sehat”. Dan tetap waspada bila Hati mulai terganggu, seperti disertai mual, urine berwarna teh atau gelap, BAB atau fasses terlihat pucat, kulit menguning, dan sebagainya.
Perhatikan pula dalam mengkonsumsi obat dan lakukan sesuai petunjuk dokter, baik dalam mengkonsumsi obat yang mengandung Parasetamol, atau untuk obat obatan Antibiotik karena infeksi, seperti batuk yang tidak sembuh, ada riwayat TBC, segera konsultasikan ke dokter, begitu pula obat terkait Anti Radang Non – Steroid dan juga obat Herbal serta Suplemen, untuk kita tetap waspada dalam penggunaannya.
Oleh karenanya lewat pemaparan para nara sumber untuk “Sayangi Hati Sejak Dini”, Direktur Poltekkes Kemenkes Jakarta II, dr.Renny Chairani S.Kp, M.Kep, Sp.Kom selaku Pusat Unggulan IPTEKS mengatakan bahwa hal tersebut sangatlah penting buat masyarakat, karena ada satu bagian kecil dari tubuh kita yang punya fungsi sangat luar biasa, namun kerap terlupakan, yakni Hati.
Oleh karena itu, Penyakit Hati menjadi sasaran penting dalam edukasi kali ini, karena Hati dapat terinfeksi oleh bakteri, virus, parasit, dan juga faktor faktor pemicu lainnya. Hati yang terinfeksi ini dapat menyebabkan penyakit hati seperti Hepatitis, maupun Sirosis Hati, hingga Kanker Hati, tukasnya.
Dan dalam rangka Implementasi Interprofessional Education (IPE) dan Interpersonal Collaboration (IPC) pada Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Jakarta II di Kelurahan Pancoran inilah, sebagai Kelurahan Binaan Poltekkes, maka Penyakit Hati dianalisis oleh para mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jakarta II, seperti dari Teknik Elektromedik, Teknik Radiodiagnostic dan Radio Terapi, Teknik Gigi, Gizi, Kesehatan’ Lingkungan, Analisa Farmasi dan Makanan, serta Jurusan Farmasi.
Perlu diketahui, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kelurahan Pancoran, yang berlokasi di Jalan Pancoran Barat III No.55, terpilih menjadi area Implementasi Interprofessional Education dan Interpersonal Collaboration Pengabdian Masyarakat para mahasiswa / mahasiswi Poltekkes Kemenkes Jakarta II (9/9).
“Poltekkes Kemenkes Jakarta II memberikan pelayanan dan Kita masyarakat sebagai penerima layanan. Kita harus memberikan dukungan, waktu, tenaga, serta partisipasinya. Tridarma Perguruan Tinggu memerintahkan pengabdian masyarakat dengan membantu Puskesmas yang ada di Kelurahan Pancoran ini. Dan kita membutuhkan layanan untuk masyarakat, layanan yang menguntungkan dan memudahkan masyarakat harus kita respon dengan baik. Disinilah transformasi ilmu dilakukan, diimplementasikan,” tegas Lurah Pancoran Drs. Basuki Rachmat, MSi usai penandatanganan MoU antara Lurah Pancoran dengan Poltekkes Kesehatan Jakarta II. Dan kegiatan di wilayah Kelurahan Pancoran ini sangat penting bagi kita semua dan butuh dukungan sebesar besarnya.
Disisi lain, Kepala Puskesmas (KaPuskes) Kelurahan Pancoran, drg.Herlinda K, mengapresiasi para mahasiswa / mahasiswi Poltekkes Kemenkes Jakarta II yang mau datang ke Puskesmas Kelurahan Pancoran untuk berbagi dan menimba ilmu.
“Kami siap membantu, membimbingnya. Jangan malu malu. Jangan tidak mau mengerjakan meski bukan bidang profesinya. Karena kita langsung mencari ilmu di tengah masyarakat. Jangan enggan melakukannya, karena saat terjun langsung di masyarakat nanti kagok. Jadi lakukanlah apa yang bisa kita lakukan,” ujar drg.Herlinda, K.
Dalam kegiatan Implementasi Interprofessional Education dan Interpersonal Collaboration Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Jakarta II di Kelurahan Pancoran, Jakarta Selatan, didukung oleh BLU, Pusat Unggulan IPTEKS, dan Jakarta Raya, sekaligus dilakukan pula Penandatanganan MOU antara Poltekkes Kemenkes Jakarta II dengan Kelurahan Pancoran, Jakarta Selatan,
Hadir dalam kegiatan tersebut Lurah Kelurahan Pancoran Drs.Rachmat Basuki, Msi, Kepala Puskesmas Kelurahan Pancoran dr. Alvira P, Direktur Poltekkes Kemenkes Jakarta II, dr.Renny Chairani S.Kp, M.Kep, Sp.Kom, Wadir I Dr. Syarifah Miftahul Jannah, M.Biomed, para Dosen dan Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jakarta II, para jajaran staf Kelurahan, para Kader dan juga Bapak / Ibu RW 03 peserta kegiatan ini.
)***Tjoek