Uritanet–
JAKARTA– Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta menjadi saksi aksi demonstrasi besar-besaran pada Kamis (22/8), ketika massa yang menolak Rancangan Undang-Undang Pilkada berhasil menjebol pagar kompleks parlemen. Insiden ini terjadi dua kali, pertama pada pukul 14.30 di sisi kiri gerbang utama, dan kedua kalinya di pintu belakang dekat Lapangan Tembak.
Aksi yang dimulai sejak pagi hari ini dengan cepat memanas, terutama setelah pagar utama berhasil dijebol oleh massa. Aparat kepolisian yang sudah bersiaga dengan tameng lengkap dan pelindung badan segera bergerak untuk mengendalikan situasi. “Hati-hati, hati-hati provokasi,” seru para demonstran, memperingatkan rekan-rekan mereka untuk tetap waspada terhadap potensi provokasi.
Informasi saat ini pagar jebol, sejumlah massa berdiri di titik yang terbuka namun belum masuk ke dalam kompleks parlemen. Meskipun begitu, situasi di lapangan tetap tegang. Sejumlah oknum massa melemparkan batu dan botol ke arah kompleks DPR RI, memaksa polisi memperketat pengamanan di area tersebut.
Di sisi kanan lokasi aksi, suasana semakin tak terkendali dengan pembakaran ban bekas dan lemparan botol yang diarahkan ke barikade petugas. Massa semakin agresif, berusaha merobohkan tembok yang memisahkan mereka dari aparat, hingga sebagian tembok tersebut berhasil dijebol. Keadaan menjadi kacau ketika massa mencoba menerobos masuk ke gedung DPR, namun upaya ini terhalang oleh barikade yang segera dibangun oleh kepolisian.
Untuk mengantisipasi potensi eskalasi, aparat keamanan mengerahkan 2.975 personel yang terdiri dari Satgas Daerah, Satgas Resor, serta BKO dari TNI dan pemerintah daerah. Mereka ditempatkan di dua kawasan utama, yaitu Gedung MK dan MPR/DPR RI, untuk memastikan situasi tetap terkendali.
Demonstrasi ini merupakan respons atas keputusan DPR RI yang menganulir putusan Mahkamah Konstitusi terkait pencalonan kepala daerah, yang dianggap sebagai bentuk pembangkangan terhadap lembaga tertinggi konstitusi. Seiring berjalannya waktu, konsentrasi massa terpecah menjadi beberapa titik, namun ketegangan terus meningkat.
Hingga berita ini diturunkan, aksi demonstrasi masih berlangsung dengan masing-masing koordinator berusaha menenangkan peserta dan mengingatkan agar tidak terprovokasi. Meskipun demikian, situasi di lapangan tetap dinamis dan membutuhkan pengawasan ketat dari aparat keamanan.
)**Benksu