Uritanet, Bogor –
Diskusi Publik Forum Wartawan Bogor Bersatu (FWBB) yang berlangsung di Rajawali Shooter Akademi, Jl. Bukit Hijau, Sentul, Kabupaten Bogor (12/07) menghadirkan DR. Drs, Trubus Rahardiansyah, M.S., S.H., M.H, Deolipa Yumara, TB.AMG.Atma Wijaya alias Kang Edoh dan H.Subagio, yang mengulik tentang seperti apa “Kriteria Sosok Ideal Pemimpin Kabupaten Bogor” mendatang. Dan Diskusi Publik FWBB ini dipandu Yusdiansyah selaku moderator.
Ketua FWBB, Iwan Boring (IB) mengatakan, terkait Diskusi Publik ini tidak ada unsur politik. Ini murni agar masyarakat dapat menilai kriteria para calon Pemimpin Kabupaten Bogor yang akan menjadi pilihan pada Pilkada mendatang.
“Tidak ada unsur politik pada diskusi publik ini, FWBB tidak ada keberpihakan pada salah satu kandidat dalam Pilkada nanti,” ujar IB.
IB berharap, siapapun yang terpilih memimpin Kabupaten Bogor dapat menjalankan tugasnya dengan amanah dan kebijakan yang diambil berpihak pada masyarakat atau untuk kepentingan umum tanpa ada unsur apapun.
Dan IB tak menutup kemungkinan diskusi publik bakal berlanjut bila ada kandidat Calon Pemimpin Kab.Bogor yang sudah terverifikasi dan terdaftar di KPU Kab.Bogor dan bersedia diundang oleh FWBB untuk berdialog.
Bagi DR. Trubus Rahardiansyah, secara umum seorang pemimpin wajib memiliki 4 kriteria. Pertama; Integritas; karena ini wujud keutuhan prinsip moral dan etika bangsa dalam kehidupan bernegara. Dan tokoh bangsa yang memiliki integritas yang tinggi, satu diantaranya Mohammad Hatta atau Bung Hatta.
Bung Hatta mampu menyingkirkan egonya saat menjadi pemimpin dan pada saat merasa tidak sejalan dan sepemikiran lagi, dengan Bung Karno demi keutuhan Indonesia.
Kedua; Kapabilitas; Yakni kemampuan mengekploitasi sumber daya dalam diri maupun organisasi, serta potensi diri untuk menjalankan serangkaian aktivitas. Dan tokoh yang memiliki itu Franciscus Xaverius Seda atau lebih dikenal dengan Frans Seda.
Karena kemampuannya, Fran Seda mengabdi kepada negara bukan hanya di satu masa, namun di tiga masa (Masa Orla, Orba, dan Reformasi), dan sangat mempengaruhi kemajuan negara kita.
Ketiga; Otoritas; yaitu dalam konteks pemilihan kepala daerah ini harus orang yang memiliki pengaruh, punya kekuasaan. Artinya punya hak memerintah atau menentukan. Dan Keempat; adalah Caritas, yang bermakna cinta kasih, sehingga pemimpin yang betul-betul mau bekerja dan mengabdi melayani rakyatnya. Dan untuk tokoh bangsa yang memiliki sifat Caritas ini, yakni Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
Di Pilkada Kab.Bogor, 27 November mendatang, sosok pemimpin Kabupaten Bogor diharapkan memperhatikan Aglomerasi sebagai konsentrasi spasial dari aktivitas ekonomi di kawasan perkotaan. Mengingat sekarang, Jakarta bukan lagi sebagai ibu kota negara dan Kabupaten Bogor bukan daerah penyangga ibu kota negara.
Jadi dibutuhkan sosok pemimpin yang dapat memberi warna baru demi kemajuan wilayahnya. Salah satu cara dengan mengembangkan/meningkatkan UMKM, sehingga dapat menyerap banyak tenaga kerja. Jadi masyarakat tidak perlu bekerja ke luar daerah, tukas DR. Drs. Trubus Rahardiansyah.
Sedangkan putra daerah Jasinga, yang juga sejarawan dan budayawan ini yakni TB. AMF. Atma Wijaya atau kerap disapa Kang Endoh berharap siapapun sosok pemimpin jangan hanya datang ke pelosok saat berkampanye karena ingin mendapatkan suara. Tolong perhatikan pula sejarah dan budaya kearifan lokal. Sekaligus menjaga sumber daya alam kita, terutama sumber air. Agar generasi kita kedepan dapat memanfaatkan dengan baik pula.
Jangan hanya memanfaatkan sumber daya alam tanpa bisa menjaganya. Ingat negara yang besar adalah negara yang tidak pernah melupakan sejarah, jelas Kang Endoh.
Selanjutnya praktisi hukum, Deolipa Yumara, memberikan kriteria sosok Pemimpin Kab.Bogor nanti dapat lebih amanah, jangan sampai bermasalah dengan hukum, karena itu sangat mencederai hati rakyat. Majulah dengan hati yang bersih, untuk memajukan Indonesia, khususnya wilayah yang dipimpinnya kelak.
Semoga siapapun nanti yang akan memimpin Kabupaten Bogor ini dapat menjalankan amanah sebaik mungkin. Karena pengaruh negatif saat menjabat pasti selalu ada. Sifat serakah yang selalu menggiring seorang pejabat itu terjerat dalam pusaran kasus, dan pastinya ada konsekuensi hukum terkait hal itu, ujar Deolipa Yumara mengingatkan.
Dan sebagai penutup, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Bogor, H. Bagiyo menegaskan pula bahwa mencari mencari sosok pemimpin yang idealis agak sulit, karena cost politik yang tinggi (high cost). Tentunya dalam politik ada hubungan timbal balik, sehingga dalam beberapa hal keputusan berdasarkan balas jasa, papar H. Bagiyo mencoba mengingatkan untuk berhati hati.
Namun, semoga Bupati Bogor terpilih nantinya memiliki keberpihakan kepada rakyat kecil dalam segala hal, terutama ekonomi dan kesehatan, seperti kasus stunting, harus jadi perhatian lebih karena menyangkut generasi penerus bangsa, serta selalu memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Ingat gunakan media sosial untuk diketahui khalayak umum bila mana ada ketidaksesuaian yang berhubungan dengan kebijakan pemerintah. Jangan segan berikan data kepada wartawan, sebagai sosial kontrol awak media juga harus responsif terhadap keluhan di masyarakat agar semua berjalan dengan baik, tukas Ketua PWI Kabupaten Bogor, H. Bagiyo.
)**Tjoek