Uritanet, Jakarta –
Sabtu yang lalu(18/5), suasananya begitu hangat di Bentara Budaya Jakarta. Para pemuda dari berbagai kalangan, termasuk lintas agama, sekolah, dan kampus, berkumpul untuk merayakan warisan kemanusiaan seorang tokoh yang tidak akan pernah terlupakan, yaitu Romo YB Mangunwijaya. Dalam sebuah acara bertajuk Ngobrol Asik Karya Romo Mangun”, mereka menggali lebih dalam akan kebesaran hati dan warisan inspiratif yang ditinggalkan oleh sang guru kemanusiaani.
Sambutan dari A.Kunarwoko, ketua panitia acara, menggambarkan bahwa kebesaran Romo Mangun terletak pada dedikasinya kepada orang-orang kecil dan terpinggirkan, yang dia anggap sebagai titipan dari Tuhan. Salah satu prestasi luar biasa Romo Mangun yang masih kita kenang hingga saat ini adalah Bentara Budaya Jakarta, sebuah bangunan serbaguna yang menggabungkan estetika dengan fungsi, mencerminkan visi kearifan sang arsitek.
Dalam dialog yang penuh kehangatan, para narasumber seperti Prof. Komaruddin Hidayat, Inayah Wahid, dan Dr. CB Mulyatno, Pr., berbagi cerita tentang Romo Mangun. Mereka menggambarkan Romo Mangun sebagai tokoh yang mempersembahkan dirinya sepenuhnya untuk kepentingan Tuhan, melalui perannya dalam membangun kemanusiaan Indonesia yang kokoh berdasarkan nilai-nilai kebangsaan.
Kehadiran Ojing Raharjo, yang memerankan Romo Mangun dalam film dokumenter “Sang Manyar Nyanyian Pinggir Kali”, menambah keseruan acara. Dan puncaknya, peluncuran buku “Yuk, Belajar Ujaran dan Teladan Rama Mangun” karya St.Sularto,dkk, serta situs web www.romomangun.com, menandai kesatuan semangat untuk terus menghidupkan dan membagikan pesan kemanusiaan yang ditinggalkan oleh Romo Mangun.
Dalam peringatan akan sosok Romo Mangun, kita tidak hanya sekadar mengenang, tapi juga diinspirasi untuk mengikuti jejaknya, membawa semangat kemanusiaan dan kepedulian ke dalam kehidupan kita sehari-hari. Semoga cerita dan inspirasi dari Romo Mangun tetap menggelora, menerangi jalan kita menuju masa depan yang lebih baik bagi bangsa dan kemanusiaan.
)**Benksu