Kalangan Seniman atau Budayawan Memiliki Pola-Pola Dari Masa ke Masa Untuk Menyeimbangkan Kekuasaan (Politik)

“Dari dulu masyarakat Nusantara selalu bertegangan antara dua ini. Antara kekuasaan dan agamawan. Para budaywan dan seniman selalu mengambil jalan keindahan. Tidak terlalu peduli dengan kekuasaan,” papar Taufik.

Sementara itu, mengenai sikap dan karya-karya yang dilahirkan oleh WS Rendra maupun Hardi, menurut wartawan senior Bre Redana, tidak terlepas dari pengaruh perguruan silat tempat mereka berlatih, yakni Perguruan Bangau Putih.

Di mata Bre Redana, Hardi adalah seorang pelukis yang kritis sekaligus kompromostis. “Dia bisa memaki-maki pemerintah, tetapi bisa menjual lukisannya kepada orang yang dimaki-maki,” kata Bre.

Baca Juga :  Mahasiswa Indonesia di Madinah Menanyakan Mengapa Korupsi Sulit Diberantas

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *