“Survival itulah kata yang tepat. Bisa jadi inspirasi. Artistik Hardi yang kerap dipertanyakan. Hardi juga politisi. Hardi memang lihai. Seniman yang cerdik, intelek, melek ekonomi, melek politik, piawai berdiplomasi dan sebagainya. Hardi menciptakan pasarnya sendiri,” ujar Yusuf Susilo Hartono, yang juga seorang jurnalis ini.
Dan dipenghujung diskusi kebudayaan ini, Bambang Asrini Wijanarko, selaku kurator senirupa, yang juga banyak menulis di sejumlah literasi kebudayaan di sejumlah media ini, melihat kuatnya subyektifitas Hardi, yang Nyentrik, Eksentrik, Kritis pada rezim. Meski kedekatan para penguasa juga dekat.
Share Article :