Catatan Akhir Tahun 2023 Ahlulbait Indonesia (ABI) Terkait Palestina, Pengungsi Rohingya dan Pemilu 2024

Uritanet, Jakarta –

Menghelat Diskusi di penghujung Tahun 2023 ini, Ahlulbait Indonesia (ABI)  menyoroti terkait perang yang terus berkecamuk Palestina, Pengungsi Rohingya dan menyikapi Pemilu 2024, bertempat di Kantor ABI Kemang, Jakarta Selatan (20/12), menghadirkan Ketua Umum ABI, Ahmad Hidayat, didampingi Ketua Bidang Humas dan Unit Penerangan DPP ABI Dede Azwar, diharapkan menjadi bekal pandangan kita menyongsong Tahun 2024 nanti.

“Diskusi pastinya menyasar pada isu global yang tengah hangat dan krusial, termasuk situasi di Palestina, permasalahan pengungsi Rohingya, dan bekal jelang Pemilu 2024. Sekaligus diskusi ini diharapkan dapat berkontribusi dalam menyebarkan informasi yang mendalam serta berdampak positif,” ujar Ketua Umum ABI, Ahmad Hidayat.

Mengenai Palestina, Ahlulbait Indonesia (ABI) membahas perkembangan terkini dan upaya bersama untuk mewujudkan perdamaian. Selain Ahlulbait Indonesia (ABI) juga menyoroti isu kemanusiaan yang melibatkan pengungsi Rohingya, untuk menggali solusi yang dapat memberikan bantuan efektif kepada mereka.

Kemudian, terkait topik Pemilu 2024 menjadi tak kalah pentingnya. Dimana Ahlulbait Indonesia (ABI) sebagai organisasi Islam yang berkomitmen pada isu sosial keagamaan dan toleransi, dan ABI menganggap penting untuk berpartisipasi aktif dalam menyikapi dinamika politik menjelang Pemilu 2024 ini.

“Tentunya dalam upaya mendukung proses demokrasi, ABI berusaha memberikan kontribusi positif dengan mengadakan diskusi bersama media untuk berbagi pandangan yang mendidik masyarakat tentang proses demokrasi,” jelas Ketua Umum ABI, Ahmad Hidayat saat membuka Diskusi ini.

Seperti diketahui, kurang lebih sepanjang 3 bulan ini, kita dihadapkan pada satu peristiwa yang mengembalikan kita pada sejarah masa lalu tentang cerita peristiwa genosida apa yang terjadi di Palestina yang dilakukan oleh zionis Israel. Dan kita semua mendapatkan informasi yang sangat terbuka bahwa betapa bangsa Palestina yang di okupasi secara ilegal oleh zionis internasional selama 74 tahun itu telah mencapai puncak klimaks dari tindakan genosida yang sangat brutal itu, tegas Ketua Umum ABI, Ahmad Hidayat, didampingi Ketua Bidang Humas dan Unit Penerangan DPP ABI Dede Azwar.

Tidak kurang dari 22 atau 23.000 orang yang sudah meninggal dan 70% diantaranya adalah anak-anak dan perempuan jadi korban perang. Jadi bukan saja menjadikan Hamas atau para pejuang Palestina sebagai sasaran tetapi rakyat sipil juga menjadi korbannya.

Hukum internasional menyebutkan bahwa pembunuhan secara masif kepada warga sipil adalah kejahatan perang. Dan PBB sampai hari ini belum memberikan pengakuan yang maksimal terhadap Palestina sebagai negara. Bahkan kebijakan resolusi yang ada di PBB terutama oleh Amerika Serikat dan sejumlah negara-negara Eropa kemudian menghalangi Palestina untuk mendapatkan haknya yang utuh sebagai bangsa. Disisi lain, para pemimpin Arab nampaknya menutup mata berkaitan dengan pembunuhan massif yang dilakukan oleh pasukan Israel.

Ahlulbait Indonesia (ABI) melihat langkah
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi dengan tegas memperjuangkan hak kemerdekaan Palestina dan mendorong agar ada gencatan senjata agar supaya pembunuhan masjid itu bisa dihentikan, sangat luar biasa.

“Meski upaya-upaya diplomatik yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia selalu mendapatkan veto dari Amerika Serikat dan karena itu saya kira tidak ada yang bisa dilakukan oleh masyarakat sipil dan bangsa manusia di dunia ini kecuali protes global,” ujar Ketua Umum ABI, Ahmad Hidayat.

Sebetulnya Palestina telah memenangkan peperangan ini. Kemenangan pertama yang dapatkan oleh Palestina bahwa mereka mendapatkan dukungan masif dari masyarakat internasional dan di mana-mana protes terhadap zionis Israel sudah sedemikian rupa nasibnya.

Baca Juga :  Protes Warga NTT Minta Australia Pergi Dari Pulau Pasir

Kemenangan kedua, yakni ketika di dalam wilayah yang dia keliling oleh Israel sebagai wilayahnya, justeru rakyatnya yang ada di sana sudah melakukan protes terhadap kebijakan untuk segera mengakhiri peperangan ini. Dan kemenangan ketiga para pejuang Palestina terkait urusan head to head peperangan di medan pertempuran.

Kemenangan secara psikologis maupun kemenangan secara kalkulasi militer karena di mana-mana upaya yang dilakukan oleh pasukan Israel di dalam merangsek masuk ke wilayah-wilayah yang dikuasai oleh pasukan Hamas itu selalu digagalkan dan karena kegagalan-kegagalan itulah maka pasukan zionis Israel ini membagi buta.

Seperti diketahui banyak pihak yang mengatakan bahwa tanggal 7 Oktober itu adalah ulah para pejuang Palestina yang mendahului melakukan penyerangan terhadap Usrael. Tapi mereka tidak sadar sebetulnya bahwa pejuang Palestina ini melakukan upaya ini sedemikian rupa setelah 74 tahun mengalami penderitaan panjangnya. Di intimidasi setiap hari dan tidak pernah kosong dalam satu hari pun selama 74 tahun.

“Dan Indonesia terus-menerus melakukan upaya mengkomunikasikan keterkaitan dengan upaya serius yang dilakukan oleh para pejuang Palestina dan kami sebagai ormas terus-terus mengatakan bahwa sejatinya memang Israel itu adalah negara harusnya dihapus dan saya yakin kami yakin betul bahwa tidak lama lagi insyaallah Israel ini akan lenyap dari muka bumi”, tegas Ketua Umum ABI, Ahmad Hidayat, didampingi Ketua Bidang Humas dan Unit Penerangan DPP ABI Dede Azwar.

Kami ormas Islam Indonesia terus-menerus melakukan upaya mendukung diantaranya mengirimkan bantuan. Alhamdulillah sampai hari ini bantuan bantuan yang kami kirimkan kepada para pejuang Palestina terus kami lakukan dan pada beberapa hari yang lalu kami telah mengirimkan sejumlah bantuan kepada pasukan Hamas.

Minimal kami ingin mengatakan bahwa para pejuang yang ada di Palestina memiliki saudara yang memperhatikan yang ingin ikut bersama mereka yang empati kepada mereka dan mengharapkan kemenangan mereka untuk menghancurkan manusia terkutuk bernama zionis Israel itu, ucap Ketua Umum ABI, Ahmad Hidayat, didampingi Ketua Bidang Humas dan Unit Penerangan DPP ABI Dede Azwar.

Pengungsi Rohingya, Bisa Diatasi Dengan Baik

Sementara itu, Diskusi Ahlulbait Indonesia (ABI) dipenghujung Tahun 2023 ini, yang menyoroti Pengungsi Rohingya berlangsung bersama Ketua Umum ABI, Ahmad Hidayat, dan didampingi Ketua Bidang Humas dan Unit Penerangan DPP ABI Dede Azwar, mengatakan bahwa dalam satu bulan terakhir ini kedatangan mereka terus bertambah dan disinyalir ada pihak-pihak yang bekerja di dalamnya memanfaatkan nasib buruk yang menimpa warga rohingya.

“Dan penolakan terhadap mereka mungkin karena ada ada pertemuan budaya yang berbeda dan lain sebagainya. Sedangkan masyarakat Aceh tidak dipersiapkan untuk menerima mereka dengan baik. Lalu terjadi konflik, ada penolakan dari masyarakat Aceh,” jelas Ketua Umum ABI, Ahmad Hidayat.

Indonesia dan Myanmar sebagai anggota negara ASEAN, sudah seharusnya negara-negara ASEAN melakukan tindakan atau bersikap tegas terhadap Myanmar karena ini adalah kejahatan kemanusiaan terlepas misalnya ada kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh rakyat muslim rohingya ini.

Jika ada dalam catatan pemerintah junta militer Myanmar, yang dilakukan oleh rakyat muslim rohingya ini kepada pemerintah kepada negaranya, semestinya negara tidak melakukan tindakan sampai ke tingkat genosida dan kemudian membiarkan mereka meninggalkan negaranya mengungsi di negara yang belum dipersiapkan untuk menerimanya, catat Ahlulbait Indonesia (ABI).

“Sikap pemerintah Indonesia lewat Kementerian Luar negeri itu, saya kira apa yang terjadi di pengungsian ini betul-betul bisa diatasi dengan baik dan sebagai ormas Islam di Indonesia punya harapan besar pada pemerintahan agar peristiwa eee pengungsi rohing-nya yang sampai ke wilayah negara kesatuan Republik Indonesia itu betul-betul mendapatkan pelayanan yang baik,” harap Ketua Umum ABI, Ahmad Hidayat, dihadapan sejumlah media.

Baca Juga :  PPWI dan LSP Pers Indonesia MoU Sertifikasi Kompetensi Wartawan Seluruh Indonesia di DPD RI

Pemilu 2024, Pilih Dengan Cerdas

Nah, selanjutnya dalam bahasan Pemilu 2024 yang bakal berlangsung 14 Februari mendatang, atau kurang dari 60 hari berjalan, Ahlulbait Indonesia (ABI) memberikan catatannya bahwa Pemilu itu pesta demokrasi. Mestinya orang bergembira dan semua orang merasa enak, serta seharusnya kita nikmati.

Rakyat menikmati karena dalam pesta rakyat merasakan manfaatnya. Manfaatnya untuk kepentingan masyarakat. Dan bangsa ini sudah disuguhkan oleh partai partai-partai tiga calon presiden dan wakil presiden. Sebagai ormas sosial kemasyarakatan dan keagamaan di Indonesia ingin berpartisipasi dengan baik dalam pengertian bahwa kami ingin mengarahkan masyarakat bangsa ini khususnya anggota organisasi ini agar memilih dengan cerdas, lanjut Ketua Umum ABI, Ahmad Hidayat.

Jadi salah satu cara menikmati dan bergembira dalam pemilu ini adalah menggunakan akal sehat dan cerdas. Tidak ada beban psikologis yang muncul dalam jiwa ketika memilih dengan cerdas. Sadar tentang tanggung jawab dari hasil kegembiraan itu yang ingin dia peroleh. Tidak ada intimidasi, tidak ada politik uang, tidak ada money politik. Sebagai manusia punya hati nurani. Jangan mengingkari hakikat dari kebahagiaan di dalam berpesta demokrasi ini.

Pesta demokrasi bukan sekedar datang mengambil surat suara dan coblos siapa yang akan dipilih. Bukan di situ persoalannya, harus ada pendidikan politik kepada rakyat bangsa ini. Bahwa 5 tahun ke depan nasib bangsa ini akan ditentukan oleh orang yang terbaik yang harus mereka pilih. Tunjukan perform mereka, tunjukkan latar belakang mereka, tunjukkan nilai dengan gagasan, dengan konsep, dengan ide yang bisa dikawal. Kita lihat pada konsep, pada gagasan, ada apa programnya. Jarena hanya itu yang bisa kita minta pertanggungjawaban. Karena tidak cukup dengan ide yang hebat, gagasan yang hebat tapi tidak didukung dengan moral Hazard.

Sebagai rakyat indonesia dan ormas Islam Ahlulbait Indonesia (ABI) berada pada posisi untuk memberikan pendidikan politik kepada rakyat Indonesia agar memilih secara cerdas karena di sana ada tanggung jawab kita sebagai rakyat indonesia. Disanalah peran serta aktif kita sebagai rakyat indonesia. Jadi pemilu bebas aktif dan rahasia itu di situ sebenarnya. Mereka memilih Karena mengetahui siapa yang akan dipilih mengetahui idenya mengetahui gagasannya mengetahui programnya dan siap-siap untuk mengawal program itu sehingga pada saatnya jika presiden yang terpilih ini tidak konsisten dengan programnya wajib kita protes dan itu negara membenarkan. Undang-undang kita mau benarkan ketika pemimpin negara tidak menjalankan tugasnya fungsinya sebagai pemimpin pemerintahan dan pemimpin kepala pemerintahan dan kepala negara. Ketika itu bertentangan maka rakyat berhak untuk menagihnya.

)**D.Junod/Tjoek

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *