Disanalah, konteks sejarah Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia bersanding, dalam perspektif linguistis, sosiologis, dan yuridis saling terkait secara intim yang tentunya mengalami pembedaan, persamaan maupun perubahan dan kesinambungan dan ditafsirkan ulang saat ini oleh para seniman.
Perhelatan budaya ini, selain peringatan keniscayaan Sumpah Pemuda 2024 juga mengingatkan kita betapa cita-cita substansial di Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945 di alinea ke-4, yakni negara, dalam hal ini pengelola negara/ pemimpin bangsa berkewajiban Mencerdaskan kehidupan Bangsa serta Menjamin Keadilan Sosial.
Share Article :