Uritanet, Tegal –
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, punya visi di tahun 2045 menuju Generasi Emas yang harus ditopang dengan SDM yang unggul. SDM yang harus dipersiapkan dari sekarang tentunya lewat pencegahan stunting, yakni sebuah kondisi yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis. Oleh karena itu, BKKBN bersama dengan Komisi IX DPR RI berkolaborasi bersinergi untuk menjaga dan mencegah stunting lewat Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja, seperti di Balai Desa Kertaharja, Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah, yang dihadiri Eka Sulistia Ediningsih, SH, Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, Mohamad Afin, S. IP, M.Si, Kepala DPPKBP2PA Kota Tegal, Ulil Absor, SIP, Analisis Kebijakan Ahli Madya Bihukor BKKBN, dan DR. Dewi Aryani, M.Si. Anggota Komisi IX DPR RI.
“Jika ada potensi stunting maka perlu segera ada pendampingan. Sejak calon pengantin. Kemudian setelah jadi pengantin itu harus didampingi juga dengan Bapak Ibu. Dengan memberikan makanan yang berprotein tinggi dan mengandung zat besi. Jika tercukupi Insya Allah akan lahir bayi dengan selamat dan sehat. Namun tidak sampai disitu saja, masih perlu pendampingan lagi. Dimana Bapak Ibu harus melakukan ASI Eksklusif minimal 6 bulan terus dilanjut sampai dengan 2 tahun. Supaya bisa maksimal dalam memberikan ASI. Insya Allah menjadi anak-anak yang sehat sehingga 2045 terwujud SDM Generasi Emas,” jelas Ulil Absor, SIP, Analisis Kebijakan Ahli Madya Bihukor BKKBN.
Program Sosialisasi dan Kie Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja BKKBN merupakan upaya argumentatif dan persuasif yang langsung menyentuh masyarakat dan keluarga Indonesia karena dilakukan melalui promosi, edukasi serta dialog/diskusi langsung dengan masyarakat di tingkat lini lapangan.
Kegiatan ini melibatkan semua unsur yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat serta mitra kerja terkait sebagai upaya mendekatkan Program Bangga Kencana dengan seluruh komponen masyarakat dan menghadirkan peran BKKBN di tengah keluarga Indonesia.
Sementara DR.Hj. Dewi Aryani, M, Si (Anggota Komisi IX DPR RI), menambahkan bahwa terkait dengan BKKBN, banyak dana alokasi umum yang kita berikan untuk Kota Tegal hampir Rp.1,5 Miliar. Itu guna membantu percepatan penanganan stunting oleh Dinas Terkait yang dikelola sebagai APBD Kota Tegal Yang wajib penggunaannya atau peruntukannya tidak boleh diluar urusan stunting.
“Tadi juga saya dengar percepatan penurunan stuntingnya cukup signifikan. Ya cukup bagus artinya kontribusi masyarakat juga sangat besar, termasuk gaya hidup masyarakat didalamnya. Bapak, Ibu dan keluarga punya peran besar. Kesadaran masing-masing keluarga juga besar. Sehingga percepatan stuntingnya cukup signifikan,” ujar Dewi Aryani.
Bapak dan ibu, dua-duanya punya tanggung jawab besar. Bagaimana supaya anak-anak kita yang nantinya menjadi generasi penerus bangsa ini menjadi anak-anak yang sehat, lanjutnya lagi.
Seperti diketahui, di Kota Tegal saat ini tingkat stuntingnya berdasar Survey Statistik Indonesia tahun 2022 ada di angka 16,8%, yang sebelumnya pada tahun 2021 ada di angka 2,3,9%. Atau dalam kurun waktu satu tahun bisa menurunkan angka stunting sebesar 7,1%, tercepat di Jawa Tengah, ungkap Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Tegal (DPPKBP2PA), Mohamad Afin, SIp, MSi.
“Intinya stunting adalah kekurangan gizi kronis dan para kader siap untuk mengolah makanan lewat Dapur Sehat mengatasi stunting. Sehingga nanti asupan gizi para anak balita kita bisa tercukupi dengan baik,” ucap Mohamad Afin.
Perlu dicatat bahwa ada empat sasaran stunting, antara lain Calon Pengantin, Ibu Hamil, Ibu Pasca Melahirkan, dan yang keempat Anak Balita atau anak 0-59 bulan, kurang lebih 1000 hari pertama kehidupan.
“Kami optimis tingkat stuntingnya dapat diturunkan karena semuanya sudah bergerak. Siapa lagi kalau bukan kita Kalau mengandalkan anggaran pemerintah sehingga kami harapkan dukungan dan bantuan masyarakat. Insyaallah dengan bantuan seluruh masyarakat Kota Tegal bisa bebas stunting. Ini harapan kita semua. Karena target kita di tahun 2024 memenuhi target 4,6%. Dan syukur-syukur Kota Tegal bisa 0,7% lewat semangat gotong royong cegah stunting bisa kita realisasikan,” tutup Mohamad Afin.
)***Tjoek