Tidak Ada Alasan Tunda Bandara Bali Utara

Uritanet, Buleleng –

Masyarakat Bali Utara menghendaki hadirnya Bandara Internasional didaerahnya. Oleh karena itu, tidak ada alasan menunda Bandara tersebut yang segera dibangun di atas pantai atau off shore airport tersebut.

Demikian hal tersebut mendapat dukungan sepenuhnya oleh Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti saat silaturahmi dengan para tokoh dan masyarakat Buleleng (19/6).

Dan pembangunan Bandara Internasional di Bali Utara tersebut bakal mendongkrak perekonomian di wilayah Bali Utara, khususnya Kabupaten Buleleng.

Seperti diketahui data BPS mencatat jumlah penduduk miskin terbanyak di Provinsi Bali masih didominasi oleh Kabupaten Karangasem dan Buleleng. Dengan demikian kesenjangan, khususnya dalam kemampuan fiskal antar-kabupaten atau wilayah, adalah persoalan mendasar yang harus diselesaikan dan tentunya agar terjadi pemerataan.

Dan selanjutnya, pemerataan ini kemudian menjadi penunjang perekonomian provinsi dan perekonomian nasional.

Kita tidak bisa melihat perekonomian Provinsi Bali hanya dari Kabupaten Badung saja. Tetapi juga harus melihat perekonomian di Kabupaten Buleleng dan lainnya.

Maka rencana pembangunan Bandara Internasional di Bali Utara tak boleh tertunda lagi. Bahkan LaNyalla sudah mendengar sendiri bagaimana masyarakat dan stakeholder di Kabupaten Buleleng mendukung rencana pembangunan tersebut, yang salah satunya diwujudkan dengan kesediaan masyarakat sekitar untuk terlibat aktif.

Selain itu, tingkat kepadatan Bandara Ngurah Rai di Denpasar menjadi persoalan karena tidak memungkinkan untuk diperluas lagi, baik runway, terminal dan kelengkapannya. Ditambah terbatasnya jalan akses dari dan ke bandara.

Proyek Bandara di Bali Utara ini juga tidak akan menggerus lahan pertanian produktif melalui alih fungsi lahan. Juga tidak akan menggusur sekolah, fasilitas umum, situs maupun tempat-tempat upacara keagamaan.

Baca Juga :  PT. Win Network Indonesia Hadir Berikan Solusi Masyarakat Memadukan Binary Sistem dan Profit Sharing

Karena Bandara di Bali Utara tersebut sepenuhnya dibangun di atas pantai, atau off shore airport. Dan ini akan menjadi Bandara off shore ketiga yang ada di Asia, setelah Bandara Kansai di Jepang dan Dalian di China, ujar LaNyalla.

Sebagai catatan, bila kita melihat outlook prediksi jumlah penumpang perjalanan global yang akan mencapai lebih dari 7,8 miliar penumpang pada tahun 2038, di mana Indonesia akan menjadi 4 besar pasar penerbangan di dunia, tentu permintaan konektivitas global akan meningkat pesat.

“Jadi pembangunan Bandara Internasional Bali Utara ini akan menjadi pengungkit peningkatan pertumbuhan pusat-pusat ekonomi baru, yang pada akhirnya menjadi jalan keluar peningkatan kesejahteraan masyarakat Bali Utara. Sehingga pada akhirnya akan mampu mengatasi ketimpangan ekonomi antara Bali Utara dan Bali Selatan,” ujar LaNyalla yakin.

Sedangkan Senator asal Bali I Made Mangku Pastika, menyampaikan secara teknis pembangunan Bandara sudah ready. Semuanya sudah. Kajian data, kajian sosial, kajian teknis penerbangan, kajian lingkungan semua sudah beres, tinggal yang belum keluar adalah penetapan lokasi, ungkap Mangku Pastika.

Sebelumnya ada rencana pembangunan di darat, namun dibatalkan. PT BIBU Panji Sakti sebagai pihak yang akan membangun akhirnya menetapkan di pesisir laut. Mereka sudah berpengalaman, secara teknologi untuk membuat landasan di laut. Polusi suara juga kalau di laut tidak ada. Suara pesawat hilang kalau di laut. Warga sekitar tidak terganggu polusi suara. Ramah lingkungan dan tidak mengganggu daratan.

Bali itu kecil, kalau daratan digunakan untuk airport maka makin kecil. Kebetulan dulu lokasi yang akan dibangun Bandara ini adalah abrasi jadi bukan menggunakan metode reklamasi, tapi re-claim, bebernya.

Baca Juga :  Setelah Sukses Di Tahap 1, Metland Cibitung Bangun Kembali Cluster Batavia Tahap 2

“Dari segi biaya juga bagus. Karena tidak menggunakan APBN, tapi swasta. Meskipun investasi swasta, tapi pengelolanya tetap Angkasa Pura, karena memang itu syaratnya,” katanya.

Sementara dari Paiketan Puri Puri Seluruh Bali, Ida Cokorda Gede Putra Nindia, menambahkan bahwa dengan dibangunnya Bandara di Bali Utara maka akan memantik perimbangan ekonomi antara Bali Selatan maupun Bali Utara.

Hal yang sama diungkapkan pula Tokoh Agama yang juga Tokoh Masyarakat Bali, Ida Peranda Gede Oka Manuaba, yakni semoga kehadiran Ketua DPD RI berdampak positif terhadap rencana pembangunan Bandara tersebut.

“Saya bahagia sekali Pak LaNyalla hadir. Setelah kehadiran beliau saya yakin Presiden langsung mendengar dan memberikan respon positif,” harapnya.

Tokoh Masyarakat Kubutambahan yang juga akademisi Bali Utara Sudjana Budhiasa mengatakan, Bandara Bali Utara bukan hanya untuk Buleleng, ada Kintamani, ada Lovina dan masih banyak lagi.

“ Ini kan dibangun pakai dana swasta. Saya bangga dengan mantan Gubernur pak Mangku Paskita (Anggota DPD RI, Red) yang punya ide ini. Cukup satu kata, segera bangun ini Bandara, ” bebernya.

LaNyalla didampingi Senator asal Bali I Made Mangku Pastika, Staf Khusus Ketua DPD RI Sefdin Syaifudin, Kabiro Setpim DPD RI Sanherif Hutagaol, dan Kapusperjalum DPD RI Andi Erham.

Selain itu hadir pula Direktur Utama PT BIBU Panji Sakti Erwanto Sad Adiatmoko Hariwibowo, Paiketan Puri Puri Seluruh Bali, Ida Cokorda Gede Putra Nindia, Tokoh Masyarakat Ida Bagus Puja Erawan, Sudjana Budhiasa, Nyoman Sutrisna, Ida Peranda Gede Oka Manuaba, dan Forum Komunikasi Perbekel Kubutambahan Gede Pariadyana.

)***tjoek

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *