Kisah Kenaikan Isa Al-Masih, Suatu Peristiwa Suci Bagi Umat Kristiani

Uritanet, Jakarta –

Umat Kristiani di seluruh dunia merayakan kenaikan Isa Almasih (18/5). Kisah Kenaikan Isa Almasih adalah peristiwa naiknya Yesus ke surga setelah 40 hari kebangkitan-Nya atau Hari Paskah. Yesus bangkit tiga hari setelah wafat-Nya. Yesus yang wafat disalib dikenang oleh umat Kristiani dalam ibadah Jumat Agung.

Di hari kenaikan-Nya,Yesus membawa para murid ke luar kota Yerusalem hingga dekat Betania. Dikisahkan Lukas 24:50-51, Yesus naik ke surga.

“Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. Dan ketika Ia sedang memberkati mereka,Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke surga.”

Mengutip laman Britannica, makna kenaikan Yesus bagi umat Kristiani berasal dari keyakinan mereka akan pemuliaan dan peninggian Yesus setelah kematian dan kebangkitan-Nya dan kembalinya Dia kepada Allah Bapa.

Menurut bab pertama Kisah Para Rasul setelah menampakkan diri kepada Para Rasul dalam berbagai kesempatan selama jangka waktu 40 hari, Yesus diangkat ke hadapan mereka lalu disembunyikan dari hadapan mereka oleh awan.

Demikian menurut Injil Yohanes yang menggambarkan kisah kebangkitan Yesus seperti Kisah Para Rasul. Meski begitu, Yohanes tidak menyebutkan secara konkret jangka waktu 40 hari tersebut.

Yohanes ingin menunjukkan pasca kebangkitan-Nya terwujud hubungan baru antara Yesus dan Bapa juga Yesus dan para pengikut-Nya.

Ditambahkan oleh Grace Communion International, dalam Kisah Para Rasul 1: 9-12 diberitahukan : Setelah Dia (Yesus) mengatakan ini, Dia diangkat di depan mata mereka dan awan menutupi Dia dari pandangan mereka.

Mereka menatap ke langit saat Dia pergi ketika tiba-tiba dua pria berpakaian putih berdiri di samping mereka.

“Orang-orang Galiela,” kata mereka, “mengapa kamu berdiri di sini memandang ke langit?” Yesus yang sama ini, yang telah diambil dari Anda ke surga akan kembali dengan cara yang sama seperti Anda melihatnya pergi ke surga.

Kemudian mereka kembali ke Yerusalem dari bukit yang disebut Bukit Zaitun, satu hari Sabat berjalan kaki dari kota.

Ayat-ayat tersebut membuat dua poin dasar yaitu Yesus naik ke surga dan Dia akan kembali.

Dalam Efesus 2:6, Paulus menambahkan perspektif yang tidak boleh dilewatkan yaitu :

“Karena kasih-Nya yang besar bagi kita, Allah yang kaya dengan belas kasihan, menghidupkan kita bersama Kristus bahkan ketika kita mati dalam pelanggaran kita-oleh kasih karunia kamu telah diselamatkan. Dan Tuhan membangkitkan kita bersama Kristus dan mendudukkan kita bersama-Nya di alam surga di dalam Kristus Yesus.”

Dalam ayatnya, Paulus menjelaskan implikasi dari hidup baru yang manusia miliki dalam persatuan dengan Yesus Kristus. Dia sering menggunakan istilah ‘di dalam Kristus’ dalam suratnya untuk membantu memahami identitas baru kita.

Berada di dalam Kristus artinya mengambil bagian tidak hanya dalam kematian, penguburan dan kebangkitan-Nya tetapi juga kenaikan Yesus yang dalam arti tertentu hidup bersamanya di alam surgawi.

Setelah bangkit, Yesus dikenali oleh mereka yang mengenal-Nya tetapi tidak sama persis. Yesus mampu bergerak masuk dan keluar dari dimensi yang dialami manusia.

Kisah kenaikan Isa Almasih juga menjadi bahan renungan untuk umat Kristiani. Contohnya, hidup di dalam Kristus berarti umat Kristiani hidup dalam dua alam yaitu duniawi dan rohani.

Tuhan tidak hanya mengampuni dosa-dosa manusia dan kemudian meninggalkan kita sendiri untuk menjadi orang benar. Allah membuat kita hidup dengan Kristus bahkan ketika kita mati dalam dosa. Dia kemudian membangkitkan kita bersama Kristus dan mendudukkan kita bersamanya di alam surga. Artinya, kita tidak lagi sendiri tetapi bersatu dengan Kristus.

Demikian kisah kenaikan Isa Al-Masih. Semoga bermanfaat!

)***Git/dari berbagai sumber

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *