Penurunan produksi tersebut dikarenakan masih belum memadainya fasilitas di sektor pertanian Kaltim. Mayoritas sistem irigasi masih menggunakan sistem tadah hujan. Terjadi pula alih fungsi lahan pertanian menjadi konsensi pertambangan.
Di sisi lain, kebutuhan alsintan para petani belum memadai, tidak adanya regenerasi petani dan penyuluh pertanian. Selain itu hasil produksi padi dan beras hasil petani Kaltim tidak sebagus hasil produksi pertanian di Pulau Jawa dan Sulawesi. Berbagai persoalan ini menjadi PR besar bagi Kaltim, guna terus meningkatkan produktivitas sektor pertanian.
Share Article :