Menembus Batas, Menembus Rumah Sakit Untuk KKJB

Uritanet, Jakarta –

Dalam rangka acara ulang tahun milad Keluarga Kelainan Jantung Bawaan (KKJB) ke-4 dihelat bedah buku berjudul Menembus Batas. Dan KKJB merupakan Yayasan yang mewadahi anak-anak suluruh Indonesia sedikitnya 8.000 lebih anak, demikian jelas Hanny Hanisyah, Pendiri Yayasan KKJB (13/2).

“Jadi milad hari ini tanggal 13 dan kebetulan saya menulis buku Menembus Batas. Kenapa Menembus Batas? Karena saya seorang penyintas kelaian jantung bawaan. Kalo dipikir logika tidak mungkin bisa melakukan sesuatu dan alhamdulillah dulu saya pasien, sekarang saya sahabatnya rumah sakit dan dokter”, urainya.

Dan karena kita bekerjasama dengan rumah sakit – rumah sakit di Indonesia, saya juga ingin menembus batas untuk rumah sakit. Dimana selama ini pasti RS Harapan Kita. Maka kita akan mengurai pasien biar tidak penuh di satu RS saja, tapi di rumah sakit – rumah sakit lain. Dengan kata lain, kami melakukan kerjasama dengan beberapa RS agar kita bisa mengurai pasien tersebut. Karena anak-anak kelainan jantung bawaan berpacu dengan umur, mereka seperti bom waktu yang bisa meledak kapan saja, jelasnya lagi.

Buku Menembus Batas merupakan kisah perjalanan hidup, perjalanan hidup seorang anak yang mempunyai kelainan jantung bawaan yang tidak mungkin dia sembunyi dari kesunyian. Tidak berani menampakan diri. Tentu berbeda dengan anak -anak sekarang.

Baca Juga :  Meminta Pemerintah Agar Dapat dan Cari Tahu Sebab Gagal Ginjal Akut Misterius Pada Anak

Seperti kita dulu cuma menyendiri, jadi ingin mencoba untuk bangkit. Namun begitu pandemi kemarin saya tidak bisa menyapa adik – adik sahabat kecil saya. Disitulah saya mencoba untuk menulis dan akhirnya tertuang semua. Benar-benar dari hati.

Jadi apa yang saya lakukan saat kecil, yang saya alami saat kecil dan siapa itu orang tua saya dan bagaimana orang tua saya, yaa seperti mereka itu. Jadi buku ini selain memoar untuk memberikan motivasi, juga edukasi dan insipirasi kepada pembaca. Khususnya orang tua yang anak nya mempunyai jantung bawaan dan orang awam yang biasanya memandang kami sebelah mata.

Kita ingin bilang ke masyarakat bahwa kami layak hidup bersanding bersama yang lainnya tanpa kelainan jantung bawaan.

Menembus Batas, saya tulis hanya 3 bulan, saat itu pandemik di bulan Mei, Agustus sudah terbit. Kalau dibilang kesulitan, saya lebih memberikan edukasi didalam buku ini. Ada edukasi ala mama Hanny, edukasi itu adalah mengenai tentang kelainan jantung bawaan tapi memakai bahasa awam, bukan bahasa medis.

Jadi kita pakai misalnya sinopsi, sianotik kita bilangnya biru dan tidak biru. Di dalam buku ini kami membuat semua itu dengan tampak awam sehingga mudah dimengerti semua.

Baca Juga :  Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Gelar acara Grand Launching Aplikasi ODELIA

Bahkan disaat saya menulis ini, ada beberapa anak saya yang sudah berpulang. Saat saya nulis, saya merasa kehadirannya mereka. Jadi benar – benar buku ini jiwa bagi saya, seperti itu.

Buku ini kita baru buat sekitar 2.000 hanya untuk komunitas dan yang membeli buku kami kebanyakan dokter, karena dokter ingin tau bagaimana bahasa medisnya orang awam atau siapa sih sosok ini, seperti itu. Dan beberapa RS biasanya buat souvernir, jd biar Direktur RS dimana mana mereka kasih itu atau untuk pasien yang pulang, karena disitu ada cara membersihkan luka bedah dan segala macam ada semua. Benar – benar mengedukasi.

Saya berharap, pembaca bisa mengetahui apa sih kelaian jantung bawaan dan kapan diketahui karena kebanyakan anak – anak itu terlambat diketahui. Jadi saya lebih ingin mereka buka mata gitu loh. Kita tau ya jaman sekarang teknologi semua digital, tapi saya yakin optimis dengan buku itu jauh lebih baik, tutupnya.

)***benksu/ YuriAlga

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *