WCCE 2022 Menghasilkan Aksi Strategis Pemulihan Ekonomi Kreatif Global

Uritanet, – Penyelenggaraan World Conference on Creative Economy (WCCE) pada 5-7 Oktober 2022 di Bali diharapkan menghasilkan aksi strategis untuk pemulihan sektor ekonomi kreatif global, demikian ditegaskan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf/Kabaparekraf) Angela Tanoesoedibjo saat Opening Session Friends of Creative Economy WCCE 2022 di Bali International Convention Center-Westin, Nusa Dua, Bali (5/10).

Lebih lanjut dijelaskannya bahwa penyelenggaraan konferensi ekonomi kreatif internasional ketiga ini juga mampu menghasilkan draf untuk ditindaklanjuti sebagai langkah aksi membangkitkan ekonomi dan pemulihan sektor ekonomi kreatif global.

“Kami berharap para delegasi yang hadir ikut berkolaborasi merumuskan dan menindaklanjuti rumusan pilar aksi yang memetakan prioritas ekonomi kreatif untuk pemulihan global,” ujarnya.

Ada empat subtema yang diharapkan mampu menghasilkan poin penting untuk pemulihan sektor ekonomi kreatif setelah pandemi, papar Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo.

Keempat subtema tersebut antara lain, Pertama adalah “Pertinent Issues and Progress on Creative Economy”, yang akan membahas keadaan ekonomi kreatif saat ini, mencakup ekosistem, komunitas, kemunduran, kemajuan, dan peluang ekraf kedepan.

Baca Juga :  AUKEY Hadirkan “Flagship Island Booth” Kedua di Cellular World Bali

Kedua terkait “Resilient Creative Economy for Global Goals” yaitu agenda inklusivitas dan Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 guna mendorong sektor ketahanan ekonomi kreatif agar dapat menjawab isu-isu global.

Ketiga ialah “Global Creative Economy: What’s Next?”, di mana nanti semua bersama-sama mengeksplorasi arah ekonomi kreatif dan menemukan cara bersama untuk mengatasi tantangan dan menyambut prospek di sektor ini.

“Terakhir, adalah ‘Introduction of Creative Economy Roadmap’ dimana kita akan memperkenalkan ‘Bali Creative Economy Roadmap draft’ yang akan menjadi dokumen rujukan hasil WCCE tahun ini,” ujarnya.

Wamenparekraf Angela pun menambahkan, draf ini terdiri dari enam belas pilar aksi yang memetakan prioritas ekonomi kreatif untuk pemulihan global.

“Kami mengundang para delegasi untuk berkolaborasi dalam menyelesaikannya sebagai dokumen hasil untuk WCCE tahun ini,” ujarnya.

Sebelumnya Wamenparekraf juga berterima kasih atas kedatangan para delegasi dari berbagai negara di Bali di tengah jadwal yang padat namun tetap hadir di Pulau Dewata yang menawarkan keramahtamahan, keindahan alam, dan budaya.

Baca Juga :  Strategi TIKI Menghadapi Persaingan Ketat di Industri Logistik Indonesia: Inovasi dan Transformasi Digital sebagai Kunci Keberhasilan

“Atas nama Pemerintah Indonesia dan tim, kami berterima kasih atas kehadiran Anda di Bali. Saya harap para delegasi dapat menemukan waktu untuk menikmati keindahan alam bali serta pengalaman keramahan Bali yang terkenal,” ujarnya.

Kehadiran semua pada hari ini, kata Angela mengirimkan pesan penting ke seluruh dunia. Sebuah pesan harapan besar dalam kekuatan kreativitas. Tidak hanya sebagai penggerak pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan.

“Ekonomi kreatif adalah sumber ketahanan yang kuat di dunia di tengah era VUCA (_volatility, uncertainty, complexity, and ambiguity_). Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada rekan kami di Kementerian Luar Negeri, mitra kami sejak hari pertama,” katanya.

Wamenparekraf juga yakin bahwa pertemuan dan diskusi di WCCE ini akan membuahkan aksi konkret yang menjadi mesin penggerak ekonomi global.

“Saya meyakini, ekonomi kreatif akan mendapat momentum sebagai upaya pemulihan global. Tidak hanya sebagai penggerak untuk pertumbuhan ekonomi tetapi untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan untuk semua,” katanya.

)***

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *