DPD RI Ingin Memastikan Pembangunan Ibu Kota Baru Tetap On The Track

Uritanet,- Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Mahyudin, bersama Wakil Menteri (Wamen) ATR/BPN Surya Tjandra, Wamen KLHK Alue Dohong, dan sejumlah anggota DPD RI asal daerah pemilihan (dapil) Kalimantan, mengunjungi Titik Nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara (31/3). Kunjungan kerja ini sebagai bagian dari upaya DPD RI melihat langsung proses pembangunan IKN Nusantara, dan memastikan tetap on the track.

“Kita sekarang berada di titik nol IKN Nusantara, yang memang selama ini banyak menuai pro dan kontra. Maksudanya ada yang setuju mendukung, ada pula yang menolak, dengan menguji materi ke MK, bahkan ada yang sedikit melecehkan. Maka kami dari DPD perlu hadir untuk melihat secara langsung, menginventarisir masalah, dan memastikan pembanguna on the track,” katanya.

“DPD RI perlu melihat langsung proses pembangunan IKN Nusantara, agar tetap on the tract. Walau kita mendukung pembangunan ini, namun dukungan harus realistis, dengan melihat berbagai sisi lain, seperti sosial, budaya, dan juga masyarakat lokal. Kami ingin pembangun ini berjalan, namun masyarakat lokal juga harus mendapatkan tempat,” katanya, di Titik Nol IKN Nusantara di Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur (31/3).

Baca Juga :  Film KM 75 Timur, Buat Pecandu Lebih Baik Ikuti Rehabilitasi

Perlunya DPD RI hadir melihat secara langsung lokasi IKN Nusantara, dan memitigasi berbagai potensi masalah yang terjadi dalam proses pembangunan ibu kota baru ini. Apalagi menurutnya, pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur itu sejak awal sudah menuai pro dan kontra di tengah bangsa Indonesia.

Pembangunan ibu kota baru ini layak disebut proyek monumental di Indonesia, yang idenya sudah ada sejak era Bung Karno, Soeharto, Habibie, sampai SBY. Gagasan pemindahan ibu kota ini, bahkan terus berjalan seiring silih bergantinya kepemimpinan nasional, dan baru di era Presiden Jokowi menurutnya bisa diwujudkan, sebagai upaya mewujudkan pemerataan di Indonesia.

“Sejak era Bung Karno, sudah ingin memindahkan ibu kota dari Jakara ke Kalimantan. Era Soeharto juga sudah ada wacana memindahkan ibu kota ke Jonggol. Di era Habibie dan SBY juga sempat ada wacana serupa. Baru di era Presiden Jokowi ini terjadi. Dengan Ide besarnya, agar pemerataan pembangunan bisa dinikmati seluruh rakyat Indonesia. Mengingat Kaltim ini berada di tengah-tengah wilayah Indonesia, dengan daya dukungnya yang juga baik,” katanya.

Baca Juga :  Sejumlah Ahli Waris Sultan AM Parikesit Beberkan 265.000 Hektar Lahan IKN Milik Kesultanan Kutai Kertanegara Ing Martadipura

Untuk itulah, Mahyudin meminta kepada semua pihak untuk mendukung pemindahan ibu kota ini. Mengingat ide pemindahan ibu kota ini menurutnya sangat mulia, dan demi kebaikan masa depan bangsa dan negara Indonesia. Namun, IKN Nusantara harus dibangun untuk jangka panjang, karena menurut Mahyudin, proyek ini akan tercatat dalam sejarah peradaban bangsa Indonesia.

“Kita harus support Pak Presiden bersama-sama, jangan biarkan presiden pasang badan sendiri, karena pemindahan IKN ini adalah ide mulia. Namun, kita tidak ingin membangun yang sifatnya hanya untuk esok hari atau lima tahun ke depan, kita ingin membangun untuk beribu-ribu tahun mendatang. Ini adalah proyek monumental yang akan tercatat dalam sejarah peradaban bangsa Indonesia. Kita berharap, semoga pembangunan IKN ini berjalan dengan lancar,”katanya.

Turut hadir Wakil Menter (Wamen) ATR/waka BPN Surya Tjandra, Wamen KLHK Alue Dohong, dan beberapa anggota DPD asal dapil Kalimantan, antara lain Marthin Billa, Hasan Basri, Zainal Arifin, Ajbar, Andri Singkarru, dan Fernando Sinaga.

)**Bambang Tjoek

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *