Setelah itu, datang Tim Tujuh memberikan cek kepada warga untuk dicairkan di bank. Dengan nada mengancam, Tim Tujuh meminta kepada warga untuk tak memprotes dan mengambil saja uangnya di bank.
“Kalau tak diambil, maka semuanya hilang. Uang hilang, tanah kami juga. Maka kami terpaksa ke bank mencairkan uang,” katanya.
Sialnya, pihak bank pun mencicil proses ganti rugi yang tak seimbang tersebut. “Kata pihak bank jangan diambil banyak-banyak nanti dirampok. Akhirnya dicicil sampai ada yang setahun,” katanya.
Yayat dan ratusan warga mengaku mendukung pembangunan jalan tol tersebut. Hanya saja, mereka tak mau dirugikan. “Kami mendukung tol ini, tapi jangan sengsarakan kami. Tanah saya seluas 822 meter hanya dibayar Rp10 juta saja,” katanya.
Share Article :