Jelas, ini bukan perkara sederhana atas pilihan-pilihan perempuan. Sebuah kesahajaan, kehormatan dan tradisi lahir karena rasa cinta atas sesama manusia. Sebagaimana perintahnya, manusiakanlah manusia, bukan memanusiakan Tuhan sehingga punya hak mendikte kepala perempuan.
Jangan lupa, perempuan adalah aktor utama pelestarian tradisi, di belahan bumi mana pun. Songket, tenun, batik, kebaya, dan rupa-rupa penutup kepala dengan makna dan filosofinya itu siapa yang menciptakan? Perempaun. Maka para perempuan hendaknya menjadi penjaga tradisi itu, bukan meninggalkan.
Share Article :