Badan Riset & Inovasi Nasional Lokomotif Kedaulatan Teknologi Nasional

URITANET, –

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) diharapkan menjadi lokomotif kedaulatan teknologi nasional. Lantaran BRIN mendapatkan penghargaan Pencapaian Luar Biasa (Outstanding Achievement Award) dari Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) dan Badan Tenaga Atom Dunia (IAEA) dalam hal pemanfaatan nuklir di bidang pangan. Dimana penghargaan itu diberikan dalam rangkaian persidangan Konferensi Umum IAEA ke-65 di Kantor PBB Wina, Austria (20/9).

“BRIN mendapat penghargaan atas implementasi teknologi nuklir dalam pertanian. Ke depan, tentu kita berharap kiprah BRIN di bidang lainnya agar kita bisa berdaulat dalam hal teknologi dan tidak selalu ketergantungan dengan teknologi bangsa lain,” jelas Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti (24/9).

BRIN mendapat penghargaan atas capaian riset dan pemanfaatan teknologi nuklir di Indonesia melalui Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) di bidang pemuliaan tanaman pangan. Hingga saat ini, ORTN melalui teknologi nuklir telah menghasilkan 32 varietas padi, 12 varietas kedelai, tiga varietas sorgum, 1 varietas gandum, satu varietas kacang tanah, dan satu varietas pisang.

Penghargaan itu membuktikan bahwa Indonesia mampu berinovasi dan memiliki kapasitas dalam penguasaan teknologi nuklir untuk tujuan yang sangat positif. Pemanfaatan teknologi nuklir itu juga mendukung program pembangunan nasional dan memberikan dampak
yang luas dalam manfaat sosial ekonomi langsung kepada masyarakat melalui aplikasi dalam bidang pangan.

Potensi-potensi pengembangan nuklir untuk kemajuan dunia kedokteran dan farmasi sangat diharapkan agar kita tidak selalu bergantung pada produk kesehatan yang diimpor. Namun kita dapat mengembangkan sendiri agar berdaulat secara teknologi di semua bidang.

BRIN pun diminta untuk tak mudah berpuas diri atas penghargaan yang diraih. Sebaliknya, penghargaan tersebut semakin memacu BRIN untuk mengembangkan diri menemukan inovasi teknologi di bidang lainnya. Misalnya di bidang kedokteran dan farmasi, karena kita akan menghadapi fase di mana sektor kesehatan memerlukan perhatian penuh setelah terdampak dengan keras oleh wabah Covid-19 yang cukup lama, tutup LaNyalla.

)**Jegegkumbanghitam

 

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *