Dukungan CSHE Untuk Peningkatan Desa Wisata Taro

Dukungan-sapras-CHSE-dalam-rangka-peningkatan-kapasitas-pengelolaan-dan-penguatan-destinasi-di-Desa-Wisata-Taro-dan-sekitarnya

Ini adalah tindak lanjut kunker Menparekraf di bulan lalu dan tindak lanjut kick off DMO-DG Nusa Dua Sanur dan Ubud serta untuk mendukung percepatan kesiapan Green Zone Area Kab Gianyar khususnya di Ubud dan juga sebagai realisasi dukungan pemerintah terkait program Work From Bali (WFB).

Dukungan-sapras-CHSE-dalam-rangka-peningkatan-kapasitas-pengelolaan-dan-penguatan-destinasi-di-Desa-Wisata-Taro-dan-sekitarnya-3

“Program yang dimulai dari Bali diharapkan diikuti daerah lainnya dengan harapan program percontohan ini bisa memberikan keyakinan kepada wisatawan bahwa Bali aman, Indonesia aman dan sehat untuk dikunjungi,” kata Frans.

Frans mengungkapkan, Desa Wisata Taro yang sudah menyandang desa wisata berpredikat maju dapat menjadi contoh bagi desa wisata lain, terutama yang berada di sekitarnya untuk meningkatkan kapasitas dan menggali potensi-potensi wisata yang ada.

“Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi cara untuk bersinergi dan berkolaborAksi menciptakan inovasi-inovasi baru dalam mendukung dan mengembangkan desa wisata rintisan, berkembang, dan maju menjadi mandiri dan berkelanjutan,” katanya.

Selain itu, Direktur Pengembangan Destinasi II, Wawan Gunawan mengungkapkan acara ini juga dilaksanakan dengan tujuan membangun desa wisata yang menjadi salah satu acuan tren wisata pasca pandemi COVID-19. Di mana wisatawan lebih memilih wisata pedesaan dan wisata alam dibanding wisata massal.

“Pembangunan dan pendampingan desa wisata berkelanjutan harus direncanakan secara komprehensif dan holistik agar tujuan dari konsep pembangunan dan pengembangan desa wisata yang berkesinambungan dapat tercapai. Pengembangan potensi pariwisata desa juga dapat mempercepat kemajuan desa dari desa tertinggal menjadi berkembang yang pada akhirnya mampu menjadi desa mandiri,” ungkap Wawan.

Wawan menjelaskan, dalam acara yang dilaksanakan pada Jumat (4/6/2021) ini, pihaknya memaparkan ada tiga aspek pembangunan desa wisata yang harus diseimbangkan oleh para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di pedesaan, yaitu ekonomi, lingkungan, dan masyarakat.

Baca Juga :  KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF/BADAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *