Untuk mewujudkan itu, dibutuhkan cara pandang keislaman moderat dan progresif . Kita sebagai bangsa Indonesia yang menjalankan nilai demokrasi berkarakter nasionalis-religius, tentu sangat familier dengan paradigma moderatisme ini.
Saya meyakini, karakter Islam yang moderat mampu menjadi jalan tengah bagi permasalahan umat yang belakangan terpolarisasi akibat perbedaan pemahaman keagamaan, serta cara pandang dan pilihan politik yang bermacam-macam.
Kita harus belajar dari dunia Arab. Bangsa Arab yang memiliki budaya dan bahasa yang sama, tetapi terpecah menjadi 22 negara berbeda.
Share Article :