Bekali Pelaku Ekraf Samosir Pelatihan Kewirausahaan dan Digitalisasi

Bekali Pelaku Ekraf Samosir Pelatihan Kewirausahaan dan Digitalisasi

URITANET,- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyelenggarakan kegiatan “Penguatan Kelembagaan Ekonomi Kreatif dalam Pengembangan Kewirausahaan dan Digitalisasi Produk” di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara (Sumut), yang berlangsung selama tiga hari, 27 hingga 29 April 2021.

Terbagi dalam beberapa sesi pelatihan dan peningkatan kapasitas pelaku ekonomi kreatif di Kabupaten Samosir terkait pentingnya bekal pengetahuan kelembagaan serta pemanfaatan teknologi dalam upaya peningkatan daya saing produk.

Direktur Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf Reza Fahlevi yang diwakili Sub Koordinator Kelembagaan Regional III Kemenparekraf / Baparekraf Herbin Saragih (28/4), menjelaskan, pemerintah telah menetapkan Danau Toba sebagai satu dari lima destinasi super prioritas.

Baca juga : Bangkitkan Ekosistem Digital, Kemenparekraf Buka “BEKUP 2021” di 5 Kota

Pengembangan infrastruktur yang dijalankan pemerintah pusat harus diiringi dengan peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang ada. Termasuk peningkatan kapasitas berwirausaha serta memaksimalkan potensi ekonomi kreatif sehingga dapat membuka lapangan kerja dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

“Pariwisata dan ekonomi kreatif merupakan satu hal yang tidak bisa dipisahkan, karena memiliki simbiosis mutualisme yang saling membutuhkan dan menguntungkan. Disaat wisatawan datang berwisata, di sanalah roda ekonomi berputar. Di sanalah produk ekonomi kreatif dan UMKM bisa ambil bagian, baik itu di bidang kuliner, cenderamata, kriya, dan lainnya,” ujar Herbin Saragih.

Ia berharap melalui kegiatan ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi pelaku UMKM di Kabupaten Samosir, dan Danau Toba pada umumnya. Produk ekonomi kreatif dari Kabupaten Samosir tidak hanya bermain di pasar lokal, tapi juga ke pasar global dengan memaksimalkan perkembangan teknologi sehingga dapat masuk ke ekosistem ekonomi digital.

Pelatihan ini juga sebagai komitmen Kemenparekaf/Baparekraf dalam mengembangkan destinasi super prioritas dalam hal ini Danau Toba dan nantinya akan dapat terus dilanjutkan ke destinasi super prioritas lainnya.

“Pemerintah sudah all out menjadikan Danau Toba menjadi salah satu destinasi super prioritas. Kami berharap ini menjadi momentum bagi pemda, masyarakat, hingga stakeholder lainnya di sekitar Danau Toba untuk ikut berpartisipasi mendukung dan menyukseskan dalam pengembangan DSP Danau Toba,” kata Herbin.

Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber, yakni Faransyah Agung Jaya dari Wiranesia Foundation yang akan membawakan materi “Digital Marketing Untuk Pelaku Ekonomi Kreatif” serta Dany Laksana selaku Ketua Asosiasi Trainer Mentor Coach Wirausaha yang akan membawakan materi “Menerapkan Strategi 4P dalam Persaingan Dunia Digital”.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir, Dumosch Pandiangan, mengatakan kegiatan ini diharapkan akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi pelaku ekonomi kreatif di Samosir, dan Danau Toba pada umumnya. Danau Toba sebagai salah satu destinasi super prioritas, tengah banyak dilakukan kegiatan proyek pengembangan infrastruktur oleh pemerintah pusat.

“Dengan perkembangan infrastruktur yang tinggi, tentu harus diimbangi dengan peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Karenanya kami sangat berterima kasih kepada Kemenparekraf atas kegiatan pelatihan ini. Karena bagaimanapun keindahan dan infrastruktur yang luar biasa akan sia-sia kalau sumber daya manusianya tidak ditingkatkan,” kata Dumosch Pandiangan.

Potensi ekonomi kreatif di Kabupaten Samosir dan Kabupaten sekeliling Danau Toba mulai dari kriya, kuliner, fesyen, seni ukir, hingga kopi. Namun secara umum kelemahan yang ada yakni belum adanya standardisasi produk yang baik.

Baca juga : Ekspedisi Samawe 30 Gunung dan Desa Adat, Kick Off 26 Mei Gunung Leuser, Menparekraf Harapkan Hidupkan Pariwisata Indonesia

Selain itu juga lemahnya para pelaku ekonomi kreatif dalam memahami ekosistem digital.

“Kelembagaan kami juga lemah, artinya banyak pelaku ekonomi kreatif kita yang masih sering main sendiri-sendiri, belum ada komunitas. Padahal (kelembagaan) ini bisa membuka akses permodalan mereka terhadap perbankan. Artinya potensi kami bagus, potensi yang dimiliki belum memiliki nilai ekonomi yang bagus lantaran belum profesional dalam menjalankan usaha,” kata dia.

Dengan pelatihan ini diharapkan benar-benar dapat memberikan peningkatan kapasitas SDM para pelaku ekonomi kreatif serta nilai tambah pada produk ekonomi kreatif yang dihasilkan.

“Kami harap melalui kegiatan ini kami dibagi ilmunya, sehingga ketika kami kembali ke usaha masing-masing ada wawasan yang sudah terbuka,” kata Dumosch.

Salah satu pembicara, Faransyah Agung Jaya, dalam paparannya menjelaskan, satu hal penting yang harus dilakukan para pelaku ekonomi kreatif dalam memasuki ekonomi digital adalah harus dengan benar-benar membangun pola pikir baru. Mengubah mental seperti mental gagap teknologi (gaptek) mengubah pola pikir sehingga dapat menjalankan perilaku baru.

Tidak hanya materi peningkatan kompetensi, dalam kegiatan ini nantinya para peserta juga akan diajak untuk membuat business plan.

penulis : Hendrikus B.Susapto

sumber : kemenparekraf

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *