Musrenbang Pemerintah Tahun 2022 Mengusung Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural

presiden-republik-indonesia-joko-widodo

URITANET – Pandemi COVID-19 ini memberikan pelajaran yang luar biasa dalam perencanaan pembangunan kita. Pertama, sebaik apapun perencanaan yang sudah kita buat, kita juga harus siap untuk melakukan perubahan secara cepat untuk menyesuaikan dengan tantangan dan peluang-peluang.

Yang tidak berubah adalah tujuan utamanya, yaitu untuk menyejahterakan rakyat, untuk memajukan bangsa. Tetapi, caranya seringkali harus berubah karena tantangan dan peluangnya setiap saat juga bisa berubah-ubah (4/5).

Yang kedua, kita butuh sinergi kekuatan bangsa untuk memecahkan masalah yang kita hadapi : masalah kesehatan, masalah perekonomian.

Disiplin protokol kesehatan, testing, tracing, treatmentdan vaksinasi membutuhkan dukungan dari semua, dari seluruh komponen bangsa. Butuh keaktifan dari seluruh jajaran pemerintahan, dari pusat sampai ke daerah.

Demikian pula produktivitas dari kalangan industri, yang kecil sampai yang besar, untuk memproduksi alat-alat kesehatan dan obat. Juga dukungan dari negara lain ini juga sangat diperlukan.

Yang ketiga, penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir ini semakin tidak bisa kita hindarkan. Ketika pelayanan pemerintahan, pelayanan pendidikan, dan bisnis retail tidak bisa secara luring (luar jaringan/offline), kita harus berubah cepat menggunakan instrumen online/instrumen daring (dalam jaringan).

Ketika kita butuh data yang cepat, data yang akurat, data yang terintegrasi, yang kita butuhkan adalah teknologi digital. Ketika kita butuh obat, butuh vaksin, butuh alat-alat kesehatan, yang kita butuhkan untuk cepatnya adalah kita butuh teknologi.

Menghadapi kompetisi dunia yang semakin ketat, maka kecepatan, ketepatan, dan efisiensi adalah fondasi penting untuk kita bisa bersaing.

Para perencana harus mempertimbangkan betul-betul perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, harus itu. Dan, kita juga harus menjadi bagian dari produsen teknologi itu sendiri. Kita harus memperoleh manfaat maksimal dari perkembangan teknologi.

Dan, dalam perkembangan teknologi yang sangat cepat, apalagi akan dimulainya konektivitas digital 5G, hati-hati, kita jangan hanya menjadi pengguna, kita jangan hanya menjadi smart digital users, tetapi kita harus mampu mencetak smart digital specialist, mencetak para teknologi yang andal, yang mampu bersaing, yang kompetitif, dan harus mengembangkan smart digitalpreneur yang mengembangkan kewirausahaan dan membuka lapangan kerja di dalam negeri.

Hampir semua perusahaan sekarang ini adalah perusahaan teknologi, karena darisitulah value added diciptakan.

Baca Juga :  LaNyalla: Pasal 222 UU Pemilu Langgar Konstitusi dan Berpeluang Lumpuhkan Negara

Sangat tergantung pada kecanggihan inovasi dan teknologinya. Di sektor keuangan misalnya, sekarang ini sudah marak bermunculan yang namanya fintech yang mampu mengoperasikan bisnisnya dengan sangat efisien.

Dan, industri keuangan sudah mulai bergeser menjadi perusahaan yang mengandalkan teknologi dan inovasi. Hati-hati mengenai ini.

Kita juga harus mengantisipasi teknologi di dunia kesehatan, ini juga hati-hati di dunia kesehatan. Healthtech akan semakin berkembang dengan pesatnya.

Lebih dari sekadar pemeriksaan atau konsultasi medis jarak jauh, tapi juga pemanfaatan artificialintelligence(AI)  untuk diagnosis, untuk pelaksanaan pengobatan, untuk precision medicine, hingga tindakan operasi jarak jauh. Segera ini akan bisa dilakukan di mana pun.

Di bidang pendidikan, pandemi ini juga mengakselerasi/mempercepat edutech. Pembelajaran jarak jauh menjadi sebuah kebutuhan, menjadi sebuah keniscayaan.

Layanan pendidikan berbasis daring muncul di mana-mana, akses pembelajaran dapat diperoleh dari berbagai sumber. Peran guru dan sekolah lebih sebagai fasilitator pendidikan untuk memfasilitasi merdeka belajar dari anak didiknya.

Inilah perkembangan-perkembangan cepat yang perencanaan harus mengantisipasi semua itu. Harus responsif terhadap disrupsi yang membuat dunia berubah sangat cepat, harus responsif terhadap tantangan dan peluang yang muncul secara cepat yang sering tidak kita duga, harus responsif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kembalinya ke sini. Belanja teknologi harus diperlakukan sebagai belanja investasi, kita garis bawahi ini. Harus jelas manfaatnya terutama manfaat publik, manfaat bagi masyarakat dan negara.

Tetapi juga harus dihitung efisiensinya, harus dihitung kontribusinya untuk pengembangan teknologi di dalam negeri, harus dihitung return on investment-nya, sehingga bisa berkelanjutan terus.

Rencana Kerja Pemerintah di tahun 2022, tahun depan ini, masih mengusung pemulihan ekonomi dan reformasi struktural. Harus kita ingat, fondasi paling awal dari pemulihan ekonomi adalah pengendalian COVID-19.

Kita harus mempercepat belanja pemerintah, terutama berbagai bentuk bantuan sosial, padat karya, serta mendorong belanja masyarakat. Demand side harus diperbesar, sisi permintaan harus diperbesar.

Kemarin saya sudah mengingatkan, di akhir Maret 2021 di perbankan masih ada uang APBD provinsi,  kabupaten, dan kota Rp182 triliun, yang seharusnya itu segera dibelanjakan untuk memperbesar sisi permintaan, sisi konsumsi.

Baca Juga :  Guru Besar UI : Jenderal TNI Andika Perkasa Sosok Penuh Kriteria Pemimpin RI

Kita harus juga mendorong agar industri mulai bangkit, para pekerja mulai bekerja. Domestic supply side harus ditingkatkan, tetapi semua dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat, ketat! Jangan ditawar-tawar mengenai ini.

Reformasi struktural secara besar-besaran sudah kita mulai dengan penetapan Undang-Undang Cipta Kerja. Semua kementerian/lembaga dan pemerintah daerah harus sinergis dalam melaksanakan dan memanfaatkan reformasi struktural ini.

Harus kita rencanakan sejak sekarang bahwa nilai tambah di sektor industri harus ditingkatkan, ketahanan pangan harus meningkat, dan pemulihan sektor pariwisata harus berjalan dengan baik.

Kita juga harus memperoleh manfaat dari perkembangan dunia yang mengarah pada green economy. Ini hati-hati, ke depan mengenai green economy.

Kita juga harus menyadari bahwa kita adalah salah satu paru-paru terbesar dunia, dan kita bisa memperoleh manfaat besar dari hutan tropis dan hutan mangrove yang kita miliki.

Oleh sebab itu, transformasi energi menuju energi baru dan terbarukan harus dimulai. Green economy, green technology, dan green product harus diperkuat agar kita bisa bersaing di pasar global.

Dan kita sudah merencanakan ini untuk membuat green industrial park/kawasan industri hijau akan kita siapkan di Kalimantan Utara, karena kita ingin memanfaatkan hydropower yang ada di Sungai Kayan, dan ini akan menghasilkan energi hijau, energi baru terbarukan, yang akan disalurkan kepada kawasan industri hijau, sehingga muncul produk-produk hijau dari sana. Inilah kekuatan kita ke depan.

Kita juga mempunyai kekuatan di blue economy. Indonesia adalah negara terkaya dalam hal biodiversity di laut. Kita harus memanfaatkan secara bijak anugerah Tuhan ini, menyejahterakan rakyat dengan tetap menjaga alam dan keberlanjutan produksi. Sustainable blue economy menjadi agenda yang harus diprioritaskan di semua wilayah pantai yang kita miliki.

Terakhir, saya ingin menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi kita harus inklusif, pertumbuhan ekonomi harus menjadi bagian penting bagi penyelesaian masalah-masalah SDGs (Sustainable Development Goals).

Pertumbuhan ekonomi harus menjadi mesin bagi pemerataan pembangunan dan keadilan ekonomi, baik antardaerah maupun antardesa dengan kota.

Pertumbuhan ekonomi harus meningkatkan kelas UMKM kita dan semakin mampu bersaing dengan produk-produk dari negara lain.

Saya rasa itu hal-hal penting yang ingin saya sampaikan untuk menjadi perhatian kita bersama. Dan, dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, saya buka Musrenbangnas Tahun 2021 pagi hari ini.

(**Oleh Presiden RI, Ir.Joko Widodo

 

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *