URITANET – Setelah dua tahun lamanya melakukan penelitian di Indonesia, akhirnya pihak Stevia Farm Korea memutuskan Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara sebagai daerah yang paling tepat untuk pengembangan tanaman berdaun manis tersebut. Kmoditas tersebut sekarang ini tengah dibudidayakan di lahan milik warga setempat.
Penyiapan lahan dan penanaman bibit sudah dilakukan dari tahun lalu dan akan terus dikembangkan sampai sepuluh tahun ke depan. Bibit stevia yang ditanam di Manado memiliki kualitas yang paling bagus di dunia yang didatangkan langsung dari Korea.
“Kami ingin menjadikan ini sebagai perkebunan stevia terbesar di dunia. Kami sudah berkoordinasi dengan Karantina Pertanian Manado karena diharapkan pada bulan Agustus atau September akan dilakukan ekspor perdana ke Korea,” kata Oktavianus selaku Direktur Utama PT. BKS yang dipercayakan Stevia Farm Korea sebagai pengelola perkebunan tersebut.
Kwangsurk Yoo, selaku vice president perusahaan tersebut bersama Dirjen Perkebunan Kementan dan Kepala Karantina Pertanian Manado beserta instansi terkait hadir dalam peresmian pengembangan Stevia.
Tanaman Stevia merupakan bahan pemanis pengganti gula tebu yang diklaim lebih sehat karena memiliki kalori yang rendah, terbukti tanaman ini telah lama popular di negara-negara maju seperti Korea dan Jepang.
Ke depan pihak Stevia Farm berencana akan mengembangkan perkebunan tersebut hingga 40.000 ha dengan bermitra dengan petani lokal. Pasarnya di luar negeri sangat besar karena stevia ini akan diproduksi sebagai pemanis pengganti gula tebu untuk produk makanan, minuman dan kosmetik. Dengan pemerintah daerah dan semua pihak, kita akan dukung investasi ini.