Jakarta (Uritanet) :
Semangat penguatan pembangunan keluarga kembali menggema dalam Sosialisasi Program Bangga Kencana bersama Mitra Kerja yang digelar di Aula Masjid Jami Al-Husna, Kecamatan Pesanggrahan, Kota Administrasi Jakarta Selatan, 27 November 2025. Acara ini menghadirkan kolaborasi kuat antara Kemendukbangga/BKKBN dan Komisi IX DPR RI, menghadirkan pesan humanis bahwa pembangunan keluarga adalah fondasi masa depan bangsa.
Hadir dalam kegiatan ini Anggota Komisi IX DPR RI Surya Utama (Uya Kuya) yang menyapa masyarakat dengan lugas dan hangat, memperkuat komitmen bahwa edukasi kependudukan harus berjalan dekat dengan masyarakat.
Adapun sebagai narasumber yakni Farida Ekasari, SIP, M.KM, Penata Kependudukan dan KB Ahli Muda Kemendukbangga /BKKBN, menegaskan kembali bahwa stunting bukan sekadar angka. Ia menyampaikan bahwa stunting adalah kegagalan gizi kronis pada 1.000 HPK yang berdampak langsung terhadap pertumbuhan tubuh, kemampuan kognitif, hingga risiko penyakit kronis di usia dewasa seperti diabetes dan penyakit jantung.
Dengan gaya pemaparan yang menyentuh, Farida menjelaskan lima program quick win Kemendukbangga:
Genting – membantu keluarga tidak mampu yang berisiko stunting melalui dukungan nutrisi dan sanitasi.
Gati – program kedekatan emosional remaja dengan ayah.
Sidaya – meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup lansia.
Tamasya – mendukung ibu bekerja agar pola asuh anak tetap optimal.
Super Apps Keluarga – aplikasi berbasis AI yang dirancang untuk konseling keluarga secara digital.
Semua program ini menjadi jembatan perubahan yang nyata—bahwa keluarga sehat tidak boleh menjadi cita-cita yang jauh.

Menguatkan Ketahanan Keluarga
Selanjutnya, Anita Rachmawati, selaku Ketua Sub Kelompok Pembinaan dan Peningkatan Kesertaan KB DPPAPP Provinsi DKI Jakarta, menjelaskan bahwa DPPAPP merawat perjalanan hidup masyarakat dari bayi hingga lansia.
Ia menekankan manfaat program seperti: BKB (Bina Keluarga Balita) untuk tumbuh kembang optimal; BKR (Bina Keluarga Remaja) yang memperkuat komunikasi orang tua dan remaja; serta BKL (Bina Keluarga Lansia) untuk mendukung keluarga dengan anggota lansia.
Selain itu, Anita menyoroti risiko anemia pada remaja, pentingnya persiapan calon pengantin sehat, serta edukasi menjauhi pergaulan bebas melalui kelompok kegiatan (poktan).
Ia juga menjelaskan tentang PIK R, ruang aman bagi remaja di sekolah untuk saling bercerita dan berproses menjadi pribadi yang lebih kuat.
Tidak ketinggalan, ia mengingatkan pedoman 4T: yakni Terlalu muda (hindari hamil sebelum 21 tahun), Terlalu tua (hindari hamil setelah 35 tahun), Terlalu dekat jarak kelahiran, dan Terlalu banyak jumlah anak.
Siaga untuk Perlindungan Perempuan dan Anak
Oleh karenanya, Kepala Suku Dinas PPAPP Kota Jakarta Selatan, Rizky Hamid, menambahkan bahwa tugas PPAPP bukan hanya menjalankan program Kemendukbangga, tetapi juga memperkuat pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Ia mengungkapkan bahwa PPAPP memiliki Unit Pelaksana Teknis yang siap menolong korban kekerasan terhadap perempuan dan anak selama 24 jam.
Rizky menegaskan bahwa hingga Oktober, tercatat 369 kasus di Jakarta Selatan dan 1.919 kasus di seluruh DKI Jakarta—sebuah panggilan penting untuk memperkuat kewaspadaan, kepedulian, dan perlindungan sosial.
Sosialisasi Bangga Kencana di Jakarta Selatan tidak hanya berisi paparan program, tetapi hadir sebagai gerakan humanis yang mengajak masyarakat untuk menjaga keluarga secara bersama. Sinergi lembaga, pemimpin publik, dan warga membuktikan bahwa pembangunan keluarga adalah kerja kolektif yang tak boleh berhenti.
Dan dari aula itu, tersampaikan pesan kuat:
ketika keluarga diberdayakan, bangsa ikut ditinggikan.
Inilah momentum yang membawa harapan—dan harapan itu kini bergerak nyata.
Semoga kolaborasi yang hari ini dibangun menjadi energi yang terus menyala, membawa setiap keluarga Indonesia menuju masa depan yang lebih sehat, kuat, dan bermartabat.
)**Yuri / Foto Ist.


