Sidoarjo (Uritanet) :
Sidoarjo kembali menjadi saksi hadirnya gerakan nyata untuk memperkuat pondasi keluarga Indonesia. Pada Sabtu, 22 November 2025, kegiatan Sosialisasi Program Bangga Kencana berlangsung hangat dan produktif di Gedung Serbaguna PT Karya Bintang Mandiri, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo.
Kegiatan ini menggugah semangat kolaborasi lintas lembaga, menghadirkan para pemangku kebijakan yang selama ini konsisten mendorong pembangunan keluarga, kependudukan, dan kesehatan.
Acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh strategis, di antaranya: Indah Kurniawati, S.E., M.M – Anggota Komisi IX DPR RI, Viktor Hasiholan Siburian, S.E., M.Si – Staf Ahli Bidang Hukum, Kelembagaan, dan Reformasi Birokrasi Kemendukbangga/BKKBN, Taufik Daryanto, S.Psi., M.Sc – Ketua Tim Kerja Humas Perwakilan Kemendukbangga /BKKBN Provinsi Jawa Timur, dan Heni Kristiani, S.Pd, M.M – Kepala DP3AKB Kabupaten Sidoarjo.
Masing-masing menghadirkan perspektif yang saling melengkapi, membentuk narasi kuat bahwa keluarga adalah titik awal peradaban.
Dalam sambutannya, Indah Kurniawati, SE, MM, Anggota Komisi IX DPR RI, menyampaikan apresiasi mendalam atas kehadiran para peserta. Baginya, komitmen masyarakat untuk membangun keluarga berkualitas adalah pilar penting menuju Indonesia yang tangguh.
Ia menegaskan, arah kebijakan Askacita Presiden Prabowo menyebutkan bahwa pembangunan bangsa dimulai dari keluarga. Ketika perencanaan kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan berjalan baik, maka lahir keluarga yang kuat dan mandiri.
“Indonesia yang keren dimulai dari keluarga yang keren,” tegas Indah.
Ia juga menekankan bahwa pendidikan dalam keluarga menjadi pondasi utama: pendidikan agama, karakter, moral, hingga pendidikan formal. Semua ini membentuk generasi yang cerdas, sehat, dan berintegritas.

Momentum Kebangkitan SDM Indonesia
Memperkuat perspektif tersebut, Viktor Hasiholan Siburian, SE, MSi menyoroti momentum menuju Indonesia Emas 2045. Baginya, bangsa ini harus menyiapkan SDM yang mampu bersaing di tingkat global—dan semuanya dimulai dari keluarga.
Ia menekankan pentingnya memahami batasan usia pernikahan dan perencanaan keluarga sesuai ketentuan UU. BKKBN pun mendorong keluarga untuk memiliki dua anak demi kualitas pengasuhan dan kesejahteraan keluarga yang lebih optimal.
Viktor juga membahas 1000 HPK sebagai kunci mencegah stunting, mulai dari pola makan ibu hamil, kebersihan lingkungan, hingga ASI eksklusif dua tahun. Ia menyoroti pula peran krusial seorang ayah dalam pembentukan psikologis anak:
“Kehadiran ayah bukan hanya simbol, tetapi energi bagi tumbuh kembang anak.”
Empat ‘T’ dan Tantangan Zaman Digital
Selanjutnya, Taufik Daryanto menjelaskan Program 4T yang menjadi panduan penting bagi keluarga Indonesia: Terlalu muda, Terlalu tua, Terlalu rapat, dan Terlalu banyak.
Ia menegaskan, keluarga sebaiknya tidak memiliki dua balita sekaligus agar pengasuhan berjalan lebih optimal. Kabupaten Sidoarjo sendiri telah mencapai TFR ideal, sehingga kini fokus diarahkan pada pencapaian keluarga bahagia dan berkualitas.
Taufik juga mengingatkan masyarakat untuk membatasi penggunaan gawai menjelang tidur karena masa ini merupakan golden period bagi perkembangan otak. Ia menyarankan orang tua untuk menghadirkan komunikasi hangat setiap hari demi membangun keluarga emas di masa depan.
Tantangan Sidoarjo dan Tuntutan Kolaborasi
Di sesi penutup, Heni Kristiani memaparkan kondisi Indeks Pembangunan Keluarga (IPK) Sidoarjo yang masih berada pada kategori berkembang. Terdapat tiga perhatian utama:
1. Peningkatan Angka Stunting
Dari 8,4% menjadi 10,6%, menunjukkan perlunya intervensi besar terkait gizi, sanitasi, pola asuh, dan edukasi kesehatan.
2. Paparan Konten Radikal & Terorisme pada Anak
Era digital menuntut orang tua untuk lebih aktif mengawasi, mengedukasi, dan membangun komunikasi yang aman.
3. Tingginya Kasus Kekerasan Perempuan & Anak
Banyak kasus dilakukan remaja, menunjukkan adanya persoalan pola asuh, kontrol emosi, dan lingkungan bermain.
Heni menegaskan pentingnya peran ayah dan ibu secara seimbang. DP3AKB berkomitmen memperkuat kolaborasi dengan pemerintah pusat, tenaga kesehatan, tokoh masyarakat, hingga komunitas desa.
“Tujuan kita satu: menurunkan stunting dan membangun keluarga Sidoarjo.”
Sosialisasi Bangga Kencana hari ini bukan hanya acara—ini adalah gerakan. Gerakan untuk memastikan setiap keluarga Indonesia berdiri di atas pondasi yang kokoh, nilai yang kuat, dan visi masa depan yang jelas.
Keluarga adalah ruang pertama di mana Indonesia dibentuk. Ketika keluarga sehat, berdaya, dan bahagia, maka bangsa ini akan melangkah lebih jauh, lebih cepat, dan lebih mantap.
Dan dari Sidoarjo, suara perubahan itu terdengar semakin lantang. Dengan semangat kolaborasi dan komitmen yang menyala, mari kita bangun keluarga Indonesia yang kuat, bahagia, dan menjadi energi besar menuju masa depan bangsa yang gemilang..
)**Yuri / Foto Ist.

