Uritanet – Jakarta, 6 November 2025 — Pemerintah menegaskan bahwa peningkatan ekspor udang Indonesia sepanjang 2025 tidak terjadi begitu saja, melainkan menjadi bukti efektivitas pengawasan mutu yang diperketat setelah mencuatnya kasus paparan radioaktif Cesium-137 (Cs-137) beberapa bulan lalu.
Direktur Pemberdayaan Usaha Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Catur Sarwanto, menyampaikan bahwa langkah cepat pemerintah dalam melakukan verifikasi ilmiah dan pengetatan kontrol mutu membuat kepercayaan pasar internasional kembali menguat.
“Kalau melihat datanya, ekspor udang tetap meningkat. Ini menunjukkan sistem respons kita berjalan dan kepercayaan pasar internasional pulih dalam waktu singkat,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.

Ekspor Perikanan Tembus USD 4,52 Miliar
Selama Januari–September 2025 nilai ekspor perikanan Indonesia mencapai USD 4,52 miliar, dengan udang menjadi penyumbang terbesar yaitu USD 1,397 miliar.
Komoditas lain yang juga menopang ekspor meliputi:
Tuna–cakalang–tongkol: USD 763,51 juta
Cumi–sotong–gurita: USD 574,75 juta
Rajungan–kepiting: USD 377,65 juta
Rumput laut: USD 233,86 juta
Pasar Amerika Serikat Naik 16,3 Persen
Amerika Serikat masih menjadi pasar utama ekspor udang Indonesia dengan porsi 63,1 persen.
Pengiriman ke negara tersebut meningkat 16,3 persen secara tahunan, bahkan ekspor pada September 2025 tumbuh 16,6 persen dibanding Agustus.
Pemulihan Kepercayaan Dipastikan Melalui Sertifikasi Resmi
Kenaikan ekspor terjadi setelah US Food and Drug Administration (FDA) secara resmi menetapkan Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (Badan Mutu) KKP sebagai Certifying Entity (CE).
Penetapan ini memastikan bahwa setiap produk udang yang masuk ke AS telah melalui proses sertifikasi bebas kontaminasi Cs-137.
Kepala Badan Mutu KKP, Ishartini, menjelaskan bahwa ekspor udang kembali berjalan normal karena seluruh kontainer telah lulus pemeriksaan, termasuk melalui Radiation Portal Monitor (RPM).
“Tujuh kontainer dengan total 106 ton sudah kita lepas secara bertahap sejak akhir Oktober, semuanya memenuhi prosedur dan dipastikan bebas Cs-137,” kata Ishartini.
Kasus Cs-137 Bersifat Lokal, Tidak Terkait Sistem Budidaya
Pemerintah kembali menegaskan bahwa temuan Cs-137 pada Juli 2025 merupakan kontaminasi bersifat lokal di PT BMS Cikande–Serang, bukan berasal dari tambak, hatchery, maupun rantai budidaya nasional. Nilai deteksi ±68 Bq/kg juga jauh di bawah ambang batas FDA 1.200 Bq/kg.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, sebelumnya menegaskan bahwa pemerintah memilih pendekatan zero compromise dengan mengedepankan data, sains, serta kontrol resmi yang dapat diuji secara internasional.

Bagaimana Pemerintah Menangani Krisis?
Ada tiga langkah utama yang dilakukan KKP untuk mengembalikan kepercayaan global:
1.Isolasi cepat lokasi kontaminasi agar tidak berdampak ke rantai pasok nasional.
2. Penguatan sistem pengawasan melalui pemeriksaan berlapis, termasuk RPM dan sertifikasi resmi.
3. Komunikasi terbuka dengan otoritas internasional untuk memastikan seluruh standar dipenuhi.
**Benksu


