Uritanet – Jakarta, 18 September 2025 – Indonesia Energy & Engineering (IEE) 2025 yang berlangsung di JIExpo Kemayoran tidak hanya menjadi ajang pameran teknologi industri, tetapi juga wadah kolaborasi internasional dalam mendorong transisi energi dan transformasi digital hijau.
Mengusung tema “Sustainability for Industrial Transformation”, pameran yang digelar pada 17–20 September 2025 ini mempertemukan berbagai pemangku kepentingan global dan nasional untuk mempercepat hilirisasi, elektrifikasi, serta penguatan rantai pasok berkelanjutan di Indonesia.

Salah satu inisiatif penting datang dari Sweden-Indonesia Sustainability Partnership (SISP), hasil kerjasama Kedutaan Besar Swedia dengan Kementerian ESDM.
Eric Odar, Trade Commissioner of Sweden to Indonesia, menegaskan bahwa sektor pertambangan menjadi fokus utama kemitraan 2025 karena perannya sebagai penopang transisi energi global.
“Elektrifikasi di pertambangan mampu menekan emisi, meningkatkan keselamatan kerja, dan memperkuat kinerja ESG, sejalan dengan roadmap kendaraan listrik Indonesia,” ujarnya.
Selain sektor pertambangan, IEE 2025 juga menyoroti pentingnya infrastruktur energi hijau untuk mendukung digitalisasi. Dalam diskusi Indonesia Data Center Landscape 2025, para praktisi menekankan peluang Indonesia menjadi pusat data regional. Namun, realisasi visi ini mensyaratkan pasokan energi yang andal dan berkelanjutan.
“Energi hijau adalah kunci daya saing Indonesia di era digital. Kita tidak boleh berhenti di potensi, saatnya bergerak ke implementasi,” kata Denny Setiawan, Direktur Strategi dan Kebijakan Infrastruktur Digital Kementerian Komunikasi dan Digital.

Urgensi penyimpanan energi juga mendapat perhatian lewat seminar Indonesia Battery & Energy Storage Roadmap. Pemerintah menargetkan pengembangan sistem penyimpanan energi baterai (BESS) untuk menopang integrasi energi terbarukan ke jaringan listrik nasional. Perwakilan Korea Smart Grid Association menambahkan bahwa teknologi Vehicle-to-Grid (V2G) akan berperan besar dalam mendukung stabilitas pasokan listrik di masa depan.
Sementara di sektor transportasi publik, TransJakarta menegaskan target elektrifikasi penuh armada bus pada 2030. Catatan mereka menunjukkan bus listrik memiliki tingkat gangguan hanya 0,4%, jauh lebih rendah dibandingkan bus konvensional.
Melalui rangkaian pameran dan forum strategis ini, IEE 2025 menjadi momentum penting memperkuat kolaborasi lintas sektor dan lintas negara. Pameran ini tidak hanya menampilkan kecanggihan alat berat elektrik atau teknologi baterai, melainkan juga menggarisbawahi bahwa transisi energi dan digitalisasi hijau membutuhkan ekosistem yang terintegrasi, dari tambang hingga transportasi, dan dari energi hingga pusat data.
Pengunjung dapat hadir langsung maupun mengakses secara virtual melalui fitur IEE VExpo di https://vexpo.iee-series.com hingga 20 September 2025.
**Benksu

