Uritanet – JAKARTA 12 September 2025 Indonesia menegaskan posisinya sebagai penggerak utama agenda sustainable resilience di Asia-Pasifik melalui forum Asia Disaster Management and Civil Protection Expo and Conference (ADEXCO) 2025 yang berlangsung di JIExpo Kemayoran, Kamis (11/9).
Dalam dialog regional bertajuk “Operationalizing Sustainable Resilience in Asia and the Pacific: Governance, Finance, and Local Leadership”, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama mitra internasional menekankan pentingnya tata kelola inklusif, inovasi pembiayaan, dan kepemimpinan lokal sebagai fondasi menghadapi risiko bencana.

Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Dr. Raditya Jati, menyebut bahwa ketiga pilar tersebut tidak bisa dipisahkan. “Resiliensi berkelanjutan, tata kelola inklusif, dan kepemimpinan lokal yang berdaya tidak dapat berdiri sendiri. Mari kita wujudkan wawasan hari ini sebagai komitmen regional untuk membangun masa depan yang lebih aman, lebih hijau, dan lebih tangguh,” ujar Raditya.
Sejak pertama kali diperkenalkan Indonesia pada 2022, konsep sustainable resilience kini mulai diadopsi di tingkat regional, termasuk menjadi bagian dari agenda Asian Disaster Preparedness Center (ADPC). Direktur Eksekutif ADPC, Aslam Perwaiz, menyebut tata kelola adalah tulang punggung utama membangun ketangguhan kawasan.
Selain tata kelola, Indonesia juga mendorong terobosan pembiayaan bencana. Raditya menekankan perlunya instrumen seperti pooling fund dan insentif sektor swasta, agar pendanaan tak lagi reaktif pada tahap pemulihan, melainkan proaktif pada pencegahan.
“Tidak ada yang lebih merusak keberlanjutan daripada bencana. Tantangannya adalah beralih dari menghabiskan triliunan dolar untuk pembangunan kembali menjadi berinvestasi dalam pencegahan,” tegasnya.
Dari sisi kepemimpinan lokal, forum menegaskan bahwa komunitas harus ditempatkan sebagai aktor utama. Pengalaman negara-negara Asia Tenggara menunjukkan, pendekatan berbasis lokal lebih efektif karena mampu menjembatani kebijakan dengan kebutuhan masyarakat.
ADEXCO 2025 juga menampilkan sesi upfront tentang inovasi lokal, seperti sistem peringatan dini SMS di Semarang dan climate catalytic fund dari IOM.
Sementara sesi Nature-Based Solutions (NbS) mengangkat contoh restorasi ekosistem di Thailand yang melibatkan masyarakat dan swasta.
Forum ini diikuti perwakilan dari berbagai lembaga nasional hingga internasional, seperti Bappenas, ASEAN Secretariat, IOM, UNEP, hingga Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC).
Melalui ADEXCO, Indonesia tidak hanya menjadi tuan rumah pameran kebencanaan terbesar di kawasan, tetapi juga menunjukkan peran strategisnya sebagai motor integrasi gagasan resiliensi berkelanjutan di Asia-Pasifik.
**Benksu

