Tulungagung (Uritanet) :
Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Nasional (BKKBN) bersama Komisi IX DPR RI terus menguatkan komitmennya dalam menciptakan keluarga Indonesia yang sehat, berkualitas, dan berdaya saing. Melalui program Bangga Kencana, sinergi ini diwujudkan dalam kegiatan Sosialisasi dan Komunikasi, Informasi, serta Edukasi (KIE) yang digelar di Balai Desa Sumberdadi, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.
Kegiatan ini menghadirkan ratusan peserta dari berbagai kalangan serta sejumlah narasumber berpengalaman, termasuk: Dr. Ir. Heru Tjahjono, M.M – Anggota Komisi IX DPR RI; Taufik Daryanto, S.Psi., M.Sc – Penata Kependudukan dan KB Ahli Muda BKKBN Jawa Timur ; dan dr. Kasil Rokhmad, MMRS – Kepala Dinas KBPPPA Kabupaten Tulungagung.

Bangga Kencana: Lebih dari Sekadar Pengendalian Penduduk
Dalam paparannya, Dr. Heru Tjahjono menekankan bahwa program Bangga Kencana adalah pilar strategis dalam pembangunan manusia Indonesia.
“Program ini bukan hanya soal angka, tapi soal membangun keluarga yang kuat, sehat, dan mandiri. Komisi IX DPR RI terus mengawal agar anggaran dan kebijakan berpihak pada masyarakat,” tegasnya.
Bangga Kencana kini difokuskan sebagai program yang menyentuh akar keluarga—mulai dari perencanaan kehidupan berkeluarga, kesehatan reproduksi, hingga pencegahan stunting dan penguatan peran orang tua.
Stunting: Ancaman Masa Depan, Solusi Harus Dimulai Hari Ini
Taufik Daryanto memaparkan, stunting bukan sekadar masalah gizi, tetapi persoalan serius yang menyangkut masa depan bangsa.
“Investasi terbaik adalah mencegah stunting sejak dini. Ini kunci menuju Indonesia Emas 2045, dengan generasi yang sehat, cerdas, dan produktif.”
Menurutnya, pernikahan dini, kurangnya pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi, dan minimnya peran keluarga masih menjadi tantangan nyata di lapangan.
Kolaborasi Nyata, Solusi Nyata
Sementara itu, dr. Kasil Rokhmad menyoroti Tim Pendamping Keluarga (TPK) sebagai ujung tombak program Bangga Kencana di masyarakat.
Ia menjelaskan bahwa strategi “Quick Win” dalam pengentasan stunting tidak bisa berjalan sendiri. Harus ada kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, komunitas, hingga individu.
Salah satu terobosan konkret adalah program Gerakan Ayah Teladan Surabaya (GATRA), yang melibatkan para ayah dalam kegiatan parenting di tingkat RW. Program ini membuktikan bahwa peran ayah tidak bisa dikesampingkan dalam tumbuh kembang anak.
“Lewat GATRA, kita ingin membangun budaya baru di mana ayah terlibat aktif, menjadi role model dalam keluarga. Dari rumah, kita bangun kota. Dari kota, kita bangun bangsa,” ujar dr. Kasil.
BAAS: Wujud Kepedulian Bersama Atasi Stunting
Program Bapak/Ibu Asuh Anak Stunting (BAAS) juga diperkenalkan sebagai upaya inovatif mengatasi stunting. Melalui pendekatan ini, masyarakat umum, tokoh agama, komunitas, dan pelaku usaha diajak menjadi bagian dari solusi—dengan memberikan bantuan gizi, fasilitas kesehatan, dan pendampingan langsung kepada anak-anak stunting.
Sosialisasi Program Bangga Kencana di Tulungagung adalah bukti bahwa pembangunan keluarga bukan sekadar wacana, tetapi gerakan nyata yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat.
Dengan kolaborasi BKKBN, DPR RI, pemerintah daerah, dan masyarakat, cita-cita Indonesia Emas 2045 bukan sekadar mimpi—tapi misi yang tengah diwujudkan. Mulai dari desa, menuju masa depan bangsa.
“Bangun keluarga hari ini, ciptakan pemimpin masa depan nanti.”
)***Tjoek / Foto Istimewa

