Uritanet – Jakarta 27 Agustus 2025 Lonjakan pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) di Indonesia diiringi dengan tantangan baru: membengkaknya volume dark data dan rendahnya kepercayaan terhadap kualitas data. Temuan ini terungkap dalam Hitachi Vantara State of Data Infrastructure Survey terbaru, yang menyoroti pentingnya tata kelola data sebagai fondasi transformasi digital.

Menurut survei, 24% data yang dimiliki perusahaan di Indonesia dikategorikan sebagai dark data — jauh lebih tinggi dibanding rata-rata global sebesar 10%. Dark data adalah informasi yang tersimpan namun belum dimanfaatkan untuk menghasilkan nilai bisnis. Kondisi ini bukan hanya menyimpan potensi wawasan yang belum tergali, tetapi juga meningkatkan biaya penyimpanan, risiko kepatuhan, hingga ancaman keamanan siber.
Namun, di sisi lain, perusahaan Indonesia menunjukkan optimisme tinggi dalam berinvestasi di teknologi baru, dengan proyeksi peningkatan investasi AI hingga 124% dalam dua tahun ke depan. Sejalan dengan itu, kebutuhan penyimpanan data diperkirakan tumbuh 29,6%, menandakan betapa cepatnya transformasi digital berlangsung.
Tantangan Kepercayaan Data
Meski AI semakin terintegrasi ke dalam bisnis, tantangan besar justru muncul dari kualitas dan keandalan data. Hanya 14% responden di Indonesia yang merasa datanya dapat diakses saat dibutuhkan, dan hanya 6% yang sepenuhnya mempercayai keluaran model AI.
Kondisi ini memperlihatkan bahwa tanpa tata kelola data yang memadai, investasi besar dalam AI berisiko tidak menghasilkan nilai maksimal.
Kolaborasi Jadi Penentu
Sebanyak 80% responden mengandalkan Global Systems Integrators (GSI) untuk mendukung implementasi AI. Mereka menilai mitra eksternal krusial untuk memastikan integrasi AI berjalan mulus, baik dalam penyediaan perangkat keras, solusi penyimpanan, perangkat lunak, hingga tenaga ahli.
“Kolaborasi strategis dengan mitra ekosistem terpercaya sangat penting dalam menghadapi kompleksitas integrasi AI dan manajemen data,” ujar Sony Chahyadi, Enterprise Solutions Consultant Lead, Hitachi Vantara.
Senada, Ming Sunadi, Country Managing Director Hitachi Vantara Indonesia, menekankan bahwa organisasi yang menempatkan data sebagai prioritas akan lebih siap menghadapi perubahan.
“Organisasi yang berorientasi pada data berada dalam posisi lebih baik untuk mendorong inovasi dan menjaga daya saing,” ungkapnya.
Dari Risiko Menjadi Peluang
Para analis melihat tantangan dark data dapat diubah menjadi peluang strategis jika perusahaan berani menata ulang kerangka kerja tata kelola datanya. Pemanfaatan analitik berbasis AI untuk mengolah dark data akan membuka potensi insight baru yang selama ini tersembunyi, sekaligus memperkuat daya saing bisnis di pasar.
Dengan percepatan digitalisasi yang semakin masif, tata kelola data tidak lagi sekadar fungsi pendukung, melainkan fondasi utama bagi keberhasilan transformasi digital di Indonesia.
**Benksu

