Uritanet – Jakarta, 1 Agustus 2025 — Di tengah meningkatnya urgensi perubahan iklim dan tuntutan bisnis berkelanjutan, PT Astra Otoparts Tbk menegaskan komitmennya dalam membangun masa depan industri otomotif yang hijau dan bertanggung jawab. Bukan hanya membukukan kinerja keuangan, perusahaan ini juga fokus pada penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) yang terintegrasi dalam operasional jangka panjang.
Dalam pernyataannya usai menerima ESG Award 2025 dari Yayasan KEHATI, Direktur Astra Otoparts Ronny Kusgianta menegaskan bahwa keberlanjutan tidak dapat dicapai tanpa kolaborasi yang menyeluruh.
“Bukan hanya manajemen, seluruh karyawan hingga mitra kami juga berperan. Komitmen ini tidak berhenti di atas kertas, tapi menjadi bagian dari budaya kerja kami,” ujarnya.

Penghargaan dari Yayasan KEHATI itu sendiri diberikan dalam kategori Best Listed Company sektor Capital Market, sebagai bentuk pengakuan terhadap emiten yang konsisten menjalankan prinsip keberlanjutan dan menjadi bagian dari indeks ESG tematik yang dikelola KEHATI bersama BEI.
Namun yang menarik bukan hanya pencapaiannya, melainkan bagaimana Astra Otoparts merancang masa depannya. Melalui target “Astra Otoparts 2030 Sustainability Aspirations”, perusahaan menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 30% (scope 1 dan 2) dari baseline 2019 dan net zero emission pada 2050.
Langkah-langkah konkret yang dilakukan termasuk:
Efisiensi energi melalui elektrifikasi mesin produksi dan forklift, optimalisasi sistem udara bertekanan, serta penggunaan biofuel.
Investasi energi terbarukan melalui pemasangan panel surya dan pembelian Renewable Energy Certificate (REC).
Digitalisasi pengelolaan energi lewat sistem Astra Green Energy (AGEn) berbasis PDCA (Plan-Do-Check-Action).
Tak hanya lingkungan, aspek sosial juga mendapat perhatian serius. Empat pilar kontribusi sosial — Indonesia Sehat, Cerdas, Hijau, dan Kreatif — menjadi dasar berbagai program, mulai dari penguatan posyandu, pelatihan vokasi industri, konservasi mangrove dan satwa endemik, hingga pengembangan Kampung Iklim.
Astra Otoparts bahkan memperkuat sistem pengawasan dan pengelolaan risiko perusahaan lewat pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan efektivitas Good Corporate Governance (GCG). Tidak adanya pelanggaran kode etik pada tahun 2024 menjadi bukti penerapan prinsip transparansi dan antikorupsi berjalan dengan baik.
Dengan pondasi keberlanjutan yang kuat dan pendekatan berbasis teknologi, Astra Otoparts tidak sekadar mengikuti tren ESG — mereka membentuknya. Dan dalam dunia yang terus bergerak menuju ekonomi hijau, posisi ini memberikan keunggulan kompetitif jangka panjang yang tak tergantikan.
**Benksu


