Jakarta (Uritanet) ;
Di tengah gempuran harga sembako yang kian mencekik, Badan Pangan Nasional (Bapanas) hadir dengan solusi konkret: menghadirkan program pangan murah langsung ke masyarakat. Bukan sekadar distribusi bahan pokok, melainkan bentuk nyata kehadiran pemerintah yang membumi dan memahami denyut kebutuhan rakyat.
Maino Dwi Hartono STP, MP, Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan, Bapanas menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah dan masyarakat. “Kolaborasi ini bukan seremonial, ini adalah gerakan. Kami hadir langsung ke masyarakat, bahkan hingga ke tingkat RT, RW, dan sekolah,” ujarnya di lokasi kegiatan pangan murah, Kamis (31/7).

Kegiatan ini dijalankan bersama Yayasan Pendidikan Sa’adatuddarain sebagai mitra distribusi. Orang tua murid, wali murid, hingga warga sekitar sekolah tampak antusias.
Mereka datang bukan karena diundang, tetapi karena merasa disambut. Harga sembako yang ditawarkan jauh lebih murah dari harga pasar. Ini bukan subsidi biasa—ini adalah jembatan antara harapan dan kenyataan.
Ir.Juaini, MM, sebagai Perwakilan Yayasan, sekaligus Wakil Walikota Jakarta Utara, menyampaikan rasa bangga dan terima kasihnya. “Kami melihat langsung, rakyat tersenyum karena sembako bisa mereka beli. Harga telur, minyak, bahkan beras jauh lebih rendah dibanding toko dan supermarket. Ibu-ibu antusias, bahkan sebelum stan dibuka, antrian sudah mengular.”
Tak hanya itu, Bapanas juga menyalurkan bantuan pangan untuk 18,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Masing-masing keluarga mendapat 10 kg beras setiap bulan, minimal selama dua bulan, sebagai tameng terhadap lonjakan harga beras yang kini menembus Rp14.000 per kilogram di beberapa wilayah.

Pemerintah juga menggarisbawahi pentingnya distribusi. Tantangan besar tak hanya datang dari produksi, tetapi dari karakter geografis Indonesia yang unik. “Bayangkan, 30% bawang merah nasional diproduksi hanya di Brebes. Distribusi hingga ke Maluku jadi soal biaya dan waktu. Inilah kenapa harga bisa melonjak,” jelas Maino Dwi Hartono STP, MP, Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan, Bapanas.
Dalam strategi nasional, pemerintah terus memperkuat cadangan pangan strategis: dari beras, jagung, telur, hingga daging. Pemerintah juga mengajak koperasi desa dan pelaku lokal bergandengan tangan melalui toko sembako mandiri dan jaringan distribusi rakyat. Harapannya, harga bisa dikendalikan dari bawah ke atas, bukan sebaliknya.
Dalam situasi seperti ini, Bapanas menegaskan tidak ada ruang untuk stagnasi. Program terus diperluas, tidak hanya di titik ini, tetapi ke seluruh penjuru Tanah Air. “Kami terbuka bagi siapa pun yang ingin berkolaborasi. Ini bukan program pemerintah semata, ini adalah gerakan rakyat bersama negara.”
Saat harga-harga melonjak dan kecemasan merayap di meja makan rakyat, Bapanas datang bukan sebagai penyelamat, tapi sebagai penyambung daya. Ketika pemerintah dan masyarakat saling memeluk peran, pangan tak sekadar komoditas—ia menjadi penguat semangat, penyangga harapan, dan bukti bahwa negara tidak pernah terlalu jauh dari rakyatnya.
Rakyat tak butuh janji, yang mereka butuh adalah harga pasti. Dan hari ini, negara menjawab panggilan itu.
)*** Pray / Tjoek / Foto Istimewa

