Kembali Hadir, Badui Nyarita 2.0 Dukung Perilaku Sehat Masyarakat Badui

Bagikan ke orang lain :

Badui (Uritanet) :

Setelah berhasil dilaksanakan pada tahun 2024, program Badui Nyarita kini kembali hadir di tahun 2025 dengan nama Badui Nyarita 2.0. Badui Nyarita merupakan program kerja unggulan dari Departemen Pengabdian Masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (BEM FIK UI).

Tahun lalu, program ini dilaksanakan selama 3 hari di Ciboleger, Banten dan Monumen Nasional dengan tema “Peningkatan literasi untuk membangun kesadaran anak-anak Badui akan pentingnya ilmu dan kesehatan”.

Pada tahun ini, Badui Nyarita 2.0 dilaksanakan di Kampung Balingbing, Kabupaten Lebak, Banten dan Kebun Raya Bogor selama 4 hari dengan tema “Harmoni Kesehatan dan Kearifan Lokal Badui : Sehat, Cerdas, Sigap, Tanpa Mengusik Budaya”.

Program ini dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Suku Badui di Kampung Balingbing.

Sebelum program ini berjalan, tim Badui Nyarita melakukan observasi terhadap kehidupan masyarakat Badui yang berkaitan erat dengan alam. Diketahui bahwa aktivitas utama masyarakat Badui adalah bertani, berjalan kaki, dan menenun dengan pola hidup yang jauh dari kehidupan modern.

Kondisi ini menyebabkan masyarakat Badui cenderung berkembang dalam satu lingkungan yang terbatas, sehingga memiliki akses terbatas terhadap informasi interaktif.

Akibatnya, informasi tentang kesehatan dasar seperti pertolongan pertama, perilaku hidup bersih dan sehat, serta pencegahan penyakit demam berdarah tidak menyebar secara optimal.

Program ini menargetkan kelompok khusus dimulai dari Ibu Rumah Tangga dengan edukasi pertolongan pertama melalui penyuluhan dan praktik langsung mengenai penanganan luka ringan. Para kepala rumah tangga juga menjadi target intervensi kami dengan edukasi mengenai 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur) serta penanaman lavender untuk mencegah Demam Berdarah (DBD).

Anak – Anak Badui Berkegiatan Eksploratif 

Sama seperti tahun sebelumnya, program Badui Nyarita 2.0 juga menargetkan anak-anak sebagai sasaran intervensi tim kami. Melalui Badui Nyarita 2.0, kami menghadirkan pendekatan edukatif yang menyenangkan, seperti pertunjukan boneka, praktik gunting kuku, serta kegiatan eksploratif di Kebun Raya Bogor.

Pendekatan ini diharapkan dapat menanamkan kebiasaan hidup sehat sejak usia dini, sekaligus menumbuhkan rasa percaya diri dan kemampuan adaptasi sosial anak-anak, tanpa mengesampingkan nilai-nilai kearifan lokal yang mereka anut.

Hari pertama dimulai dengan keberangkatan tim dari Universitas Indonesia menuju Ciboleger, Banten, pada pukul 07.00 WIB. Sesampainya di Ciboleger, tim Badui Nyarita 2.0 segera mempersiapkan diri untuk menuju wilayah kegiatan di Kampung Balingbing, dipandu oleh perwakilan masyarakat Badui, yakni Kak Marno Sunarya.

Setibanya di lokasi kegiatan, kami disambut hangat oleh Bapak Sarpin yang juga merupakan bagian dari perwakilan masyarakat Badui. Kegiatan dilanjutkan dengan acara pembukaan yang diawali dengan sambutan dari Najiah Sahda Fatih selaku Project Officer Badui Nyarita 2.0 di kediaman Kak Marno.

Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Departemen Pengabdian Masyarakat BEM UI yaitu Nabila Cintya Rachmad. Kemudian, diikuti oleh sambutan dari Koordinator Sosial Politik BEM FIK UI, serta ditutup dengan sambutan dari perwakilan masyarakat Badui, yaitu Bapak Sarpin.

Setelah itu, kegiatan ditutup dengan doa bersama dan dilanjutkan persiapan kegiatan hari kedua esok harinya.

 

Hari Kedua, TAPAK, Tindakan Awal Pertolongan Kecelakaan

Hari kedua kegiatan Badui Nyarita dimulai pada pukul 07.30 di Kampung Balingbing, Kabupaten Lebak, Banten. Kegiatan ini ditujukan kepada 15 ibu rumah tangga dengan tujuan memberikan edukasi mengenai pertolongan pertama atau dikenal dengan TAPAK (Tindakan Awal Pertolongan Kecelakaan). Acara diawali dengan sambutan dari Najiah Sahda Fatih selaku Project Officer Badui Nyarita 2.0.

Setelah sambutan, kegiatan dilanjutkan dengan pre-test untuk mengukur pengetahuan umum masyarakat seputar pertolongan pertama (P3K). Edukasi dilakukan menggunakan media poster dan disertai pendemonstrasian praktik secara langsung terkait penanganan luka bakar, luka sayat, dan luka tusuk.

Selanjutnya, para peserta dibagi menjadi lima kelompok, masing-masing terdiri dari satu pembimbing dan satu panitia yang berperan sebagai korban simulasi. Setiap kelompok diberikan satu studi kasus dan diminta untuk mempraktikkan pengobatan terhadap luka bakar sesuai materi yang telah disampaikan.

Setelah sesi praktik selesai, peserta kembali mengikuti post-test untuk mengukur peningkatan pemahaman. Kegiatan diakhiri dengan penyerahan simbolis kotak P3K kepada Ibu Anjar selaku kader kesehatan setempat.

Penyerahan ini diharapkan menjadi langkah awal agar masyarakat dapat mengakses bantuan pertolongan pertama melalui Ibu Anjar apabila mengalami keluhan serupa seperti yang telah dipelajari dalam kegiatan edukasi.

Setelah penyerahan simbolis, kegiatan ditutup dengan penyerahan bedak gatal dan obat cacing kepada seluruh peserta dan diakhiri dengan sesi dokumentasi.

Hari Ketiga : Lawan Jentik Tanam Lavender Cantik

Hari Ketiga kegiatan Badui Nyarita 2.0 dimulai pada pukul 08.00 di Kampung Balingbing, Kabupaten Lebak, Banten. Kegiatan ini ditujukan kepada 15 kepala rumah tangga dengan tujuan memberikan edukasi mengenai Demam Berdarah Dengue (DBD) atau dikenal dengan nama LAVENTIK (Lawan Jentik Tanam Lavender Cantik). Kegiatan ini diawali dengan sambutan dari Project Officer Badui Nyarita 2.0.

Setelah sambutan, terdapat kegiatan pre-test untuk mengukur pengetahuan umum masyarakat seputar Demam Berdarah Dengue (DBD). Kegiatan dilanjutkan dengan pemberian edukasi mengenai Demam Berdarah Dengue (DBD) menggunakan media poster yang berisi visualisasi yang mudah dipahami. Tim Badui Nyarita 2.0 juga memberikan edukasi praktik mengenai pencegahan DBD dengan 3M, yaitu mengubur, menguras, dan menutup.

Setelah sesi edukasi dan praktik selesai, terdapat kegiatan post-test yang berguna untuk mengukur peningkatan pemahaman mengenai edukasi yang telah diberikan. Kegiatan pun diakhiri dengan penyerahan simbolis berupa alat-alat menanam disertai dengan praktik penanaman 60 lavender bersama di beberapa titik rumah masyarakat Suku Badui. Tanaman lavender ini berfungsi sebagai penangkal nyamuk alami yang tidak merusak lingkungan dan tidak mengusik budaya yang ada.

Menjelang sore hari, kegiatan dilanjutkan dengan pendekatan bersama anak-anak Suku Badui yang akan diberikan edukasi di Kebun Raya Bogor. Kegiatan ini merupakan langkah awal pendekatan antara para panitia, mentor, dan anak. Kegiatan diiringi dengan perkenalan, bermain bersama, serta sesi pendekatan dengan para mentor.

Hari Keempat : Cerdas Hidup Bersih Sejak Kecil

Hari keempat rangkaian kegiatan Badui Nyarita 2.0 dilaksanakan di Kebun Raya Bogor, Bogor. Kegiatan ini dinamakan CERDIK (Cerdas Hidup Bersih Sejak Kecil) dan ditujukan kepada 25 anak-anak Suku Badui dengan tujuan memberikan edukasi mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Kegiatan ini dimulai dengan keberangkatan peserta bersama panitia dan volunteer Badui Nyarita 2.0 pada pukul 05.30 dari Ciboleger menuju Kebun Raya Bogor.

Setelah sampai di Kebun Raya Bogor, kegiatan dilanjutkan dengan sambutan dari Project Officer, dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Departemen Pengabdian Masyarakat BEM FIK UI, serta Koordinator Bidang Sosial Politik BEM FIK UI.

Sebelum edukasi dimulai, terdapat pre-test untuk mengukur pengetahuan umum Anak-Anak Suku Badui seputar Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Kegiatan dilanjutkan dengan pemberian edukasi mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menggunakan media cerita dongeng yang disampaikan oleh para volunteer. Lalu terdapat juga praktik mengenai cuci tangan serta gunting kuku menggunakan media poster dengan visualisasi yang mudah dipahami anak-anak.

Kegiatan dilanjutkan dengan post-test yang berguna untuk mengukur peningkatan pemahaman mengenai edukasi yang telah diberikan. Setelah itu, terdapat fun games anak-anak diiringi pemutaran lagu-lagu nasional Indonesia. Kegiatan ini guna melatih motorik dan memberikan pengetahuan kepada mereka mengenai nilai-nilai nasionalisme.

Kegiatan ini ditutup dengan pemberian buah tangan kepada Anak-Anak Suku Badui. Buah tangan tersebut berupa boneka tangan dan satu pouch gunting kuku. Boneka tangan ini diharapkan dapat menjadi media edukasi mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Penyerahan Simbolis dan Peningkatan Adat Istiadat Badui

Setelah seluruh rangkaian acara selesai, kegiatan Badui Nyarita 2.0 ditutup dengan penyerahan secara simbolis kepada Bapak Sarpin, selaku perwakilan masyarakat Badui yang turut menemani dan membantu kami selama empat hari kegiatan Badui Nyarita 2.0. Kegiatan ditutup dengan dokumentasi dan pengantaran Anak-Anak kembali ke Desa Kanekes, Banten.

Bapak Sarpin menyampaikan apresiasi kepada Tim Badui Nyarita 2.0 yang telah kembali mengadakan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat Badui. Menurut beliau, kegiatan ini dapat memberikan informasi baru kepada masyarakat Badui di bidang kesehatan dan juga lingkungan.

Terutama pada hari ketiga ketika para Kepala Rumah Tangga diberikan intervensi mengenai LAVENTIK (Lawan Jentik Tanam Lavender Cantik). Ia berpendapat bahwa hal tersebut memberikan informasi yang sebelumnya belum dikenal oleh masyarakat terkait pencegahan DBD.

Bapak Sarpin juga menyampaikan bahwa kesannya sangat baik dan ia berharap kedepannya program seperti ini dapat ditingkatkan dan menyesuaikan dengan adat istiadat masyarakat Badui.

Kegiatan Badui Nyarita 2.0 mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, dukungan utama berasal dari Direktorat Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Sosial (DPIS) UI. Serta dukungan berupa sponsor Berkah Mitra Saiyo (BMS) Group dan Biman Foundation.

Selain itu, dukungan juga datang dari para donatur Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) UI serta tenaga pendidik Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) UI.

Dengan demikian, kami panitia Badui Nyarita 2.0 menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung kelancaran kegiatan ini. Terutama kepada Masyarakat Suku Badui yang telah membantu menyukseskan kegiatan ini.

)***Tim Badui Nyarita 2.0

Bagikan ke orang lain :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *