Wajah Jadi Tiket: Inovasi Digital KAI Tuai Antusiasme di Gambir, Pasarsenen, dan Bekasi
Uritanet – Jakarta, 23 Juli 2025 — Inovasi teknologi PT Kereta Api Indonesia (Persero) dalam menghadirkan Face Recognition Boarding Gate terbukti semakin diterima masyarakat. Lebih dari 4 juta pengguna tercatat telah memanfaatkan fasilitas ini di tiga stasiun utama Daerah Operasi 1 Jakarta: Gambir, Pasarsenen, dan Bekasi. Lonjakan signifikan ini mencerminkan transformasi digital layanan publik yang semakin dipercaya dan digunakan oleh masyarakat luas.

Sistem boarding berbasis pengenalan wajah ini tidak hanya menawarkan kemudahan dan efisiensi, tetapi juga meningkatkan standar keamanan serta mendukung praktik ramah lingkungan tanpa tiket fisik. Dari sisi penggunaan, Stasiun Gambir menjadi pemimpin dengan lebih dari 1,15 juta pengguna hingga pertengahan 2025.
Manager Humas KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko, menyebutkan bahwa keberhasilan ini menjadi indikator meningkatnya literasi digital dan kepercayaan masyarakat terhadap sistem transportasi berbasis teknologi.
“Antusiasme pelanggan luar biasa. Mereka menyambut baik kepraktisan teknologi ini. Tidak perlu lagi cetak tiket atau menunjukkan identitas saat boarding—cukup dengan wajah,” ujar Ixfan.
Kunci Sukses: Keamanan Data dan Integrasi Digital
Penerapan sistem face recognition di KAI didukung dengan standar keamanan data tinggi. Ixfan menegaskan, sistem ini telah mengantongi sertifikasi ISO 27001 terkait manajemen keamanan informasi. Seluruh data pelanggan dienkripsi dan dikelola secara ketat.
“Kami memahami kekhawatiran masyarakat terhadap privasi. Karena itu, kami prioritaskan keamanan data melalui sistem yang kredibel dan terstandar internasional,” tambahnya.
KAI juga mempermudah proses registrasi melalui aplikasi Access by KAI, memungkinkan pengguna melakukan pendaftaran secara mandiri hanya dengan verifikasi KTP dan foto selfie.
Langkah Menuju Transportasi Publik Masa Depan
Inovasi Face Recognition Boarding Gate merupakan bagian dari strategi jangka panjang KAI untuk menjadi operator transportasi digital yang ramah lingkungan. Dengan mengurangi penggunaan tiket kertas dan mempercepat proses pelayanan, KAI turut mendukung pengurangan emisi dan efisiensi energi dalam ekosistem transportasi.
Kehadiran teknologi ini juga sejalan dengan upaya KAI mendukung pilar Environmental, Social, and Governance (ESG), yang kini menjadi tolak ukur penting bagi perusahaan publik modern.
“Ini bukan sekadar transformasi teknologi, tapi juga transformasi budaya layanan. Kami ingin menciptakan pengalaman perjalanan yang menyenangkan, efisien, dan berkelanjutan,” tutup Ixfan.
**Benksu


