Hidup Harmonis Bersama Harimau: Global Tiger Day 2025 dan Kearifan Lokal yang Menyelamatkan

Bagikan ke orang lain :

Jakarta (Uritanet) :

Global Tiger Day 2025 kembali mengingatkan dunia bahwa harimau bukan hanya ikon alam liar, tetapi juga simbol spiritual yang hidup dalam nadi budaya masyarakat lokal. Tahun ini, tema “Harmonious Coexistence between Humans and Tigers” atau Hidup Berdampingan Secara Harmonis antara Manusia dan Harimau menggemakan pesan penting: konservasi harimau tak bisa dipisahkan dari cerita, keyakinan, dan kearifan masyarakat adat.

Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) kini menjadi satu-satunya subspesies harimau yang tersisa di Indonesia. Statusnya Kritis menurut IUCN menunjukkan bahwa waktu untuk bertindak semakin sempit.

“Masa depan harimau sumatra sangat bergantung pada kualitas habitat dan penerimaan masyarakat terhadap upaya konservasi,” ujar Dr. Dolly Priatna, Direktur Eksekutif Belantara Foundation.

Pemerintah Indonesia sudah menetapkan perlindungan hukum melalui Permen LHK No. P106 Tahun 2018. Namun, tanpa keterlibatan masyarakat dan pelaku usaha, upaya ini tak akan cukup.

Forum HarimauKita mendorong kolaborasi lintas sektor dalam tema nasional: “Harimau Sumatra, Harimau Indonesia, HarimauKita: Aksi Nyata Pelestarian Harimau Bersama Masyarakat, Pemerintah, dan Pelaku Usaha.”

Kearifan Lokal: Pilar Tak Tertulis dalam Konservasi

Lebih dari sekadar mitos, kepercayaan masyarakat terhadap harimau membentuk sikap hormat terhadap alam. Dari Aceh hingga Lampung, harimau bukan dianggap ancaman, melainkan penjaga, leluhur, bahkan guru kehidupan.

Aceh: Harimau disapa Rimueng, dipercaya menjaga makam para tokoh keramat.

Sumatera Utara: Dalam budaya Batak, harimau disebut Ompung — kakek yang dihormati. Masyarakat meminta izin sebelum masuk hutan, sebagai bentuk respek kepada Babiat Sitelpang.

Sumatera Barat: Datuak dan Inyiak menjadi cermin dari silat harimau (silek harimau), seni bela diri yang terinspirasi dari gerakan dan filosofi harimau.

Riau: Harimau disebut Datuk, dihormati sebagai penjaga hutan. Mitos Harimau Tengkes masih dipercaya sebagai pelindung kerajaan.

Jambi: Di kaki Gunung Kerinci, harimau dianggap jelmaan ulubalang leluhur, dipanggil Imaw Srabat. Ritual adat seperti Ngagah Harimau dilakukan untuk menghormati roh harimau.

Sumatera Selatan: Harimau dikenal sebagai Puyang — leluhur yang menjaga keseimbangan ekosistem hutan.

Bengkulu: Cerita Tujuh Manusia Harimau mencerminkan penghormatan mendalam terhadap harimau. Jika ternak dimangsa harimau, itu dianggap peringatan spiritual.

Lampung: Ritual ngarak harimau menjadi wujud permohonan izin sebelum memasuki hutan, menguatkan keterhubungan manusia dan harimau secara spiritual.

Menurut H. Candra Purnama, S.H., M.H., Ketua Lembaga Kerapatan Adat Nenek Empat Desa Betung Kuning, “Kami percaya harimau sudah duluan menghuni hutan. Kalau kita tak sopan, kita yang bersalah. Hubungan ini harus dijaga dengan doa dan perilaku yang pantas.”

Konservasi Bukan Sekadar Sains, Tapi Cerita Bersama

Konservasi harimau tak bisa hanya mengandalkan pendekatan biologis. Butuh ruang dialog antara sains, budaya, dan spiritualitas lokal. Itulah kekuatan dari story-based conservation—menghidupkan kembali nilai-nilai yang telah lama menumbuhkan harmoni antara manusia dan alam.

“Cerita-cerita lokal bukan dongeng kosong. Mereka adalah sistem nilai yang membentuk kepedulian ekologis jauh sebelum konservasi modern lahir,” tegas Dolly.

Harimau sumatra adalah nafas terakhir dari harimau Indonesia. Jika kita gagal menjaga mereka, kita kehilangan lebih dari sekadar spesies — kita kehilangan bagian dari jati diri budaya bangsa.

Global Tiger Day 2025 bukan hanya hari untuk memperingati, tapi untuk beraksi. Aksi yang dimulai dari penghormatan, dilanjutkan dengan perlindungan, dan ditopang oleh kolaborasi.

Mari kita jaga hutan. Lestarikan budaya. Dan hidup harmonis bersama harimau — bukan hanya demi mereka, tapi demi kita semua yang berbagi bumi ini.

Karena menjaga harimau, adalah menjaga warisan jiwa kita sebagai bangsa.

)*** Tjoek / Foto Rudi Krisdiawadi

Bagikan ke orang lain :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *