Jakarta (Uritanet) :
Ada momen istimewa yang terjadi di RSUD Provinsi Sulawesi Utara (RSUD ODSK) pada Jumat lalu. Letjen TNI (Purn) Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad (K), RI., sosok yang dikenal sebagai pionir metode Digital Subtraction Angiography (DSA) di Indonesia, menyampaikan hadiah penuh makna: sebuah bukum berjudul “Immunotherapy Nusantara by Terawan with Dendritic Cell”.
Hadiah tersebut diberikan langsung kepada Gubernur Sulawesi Utara Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus, SE. dan Direktur RSUD Sulut dr. Lidya E. Tulus, M.Kes. sebagai bentuk penghormatan atas dukungan mereka terhadap perkembangan teknologi kedokteran di Indonesia Timur.
“Ini buku tentang immunotherapy yang saya kembangkan,” ujar dr. Terawan dengan penuh semangat saat penanganan perdana metode DSA di rumah sakit bertipe B tersebut.
Yang menarik, buku ini bukan sekadar karya medis biasa. Editor dari buku tersebut adalah Dr. Taufiq Fredrik Pasiak, seorang pakar neurosains, putra kebanggaan Sulawesi Utara, dan saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Kedokteran di UPN Veteran Jakarta. Sentuhan ilmiah dan lokalitas ini membuat karya tersebut semakin sarat makna.

Inovasi Medis Bertemu Identitas Daerah
Kunjungan dr. Terawan yang kini menjabat sebagai Penasehat Khusus Presiden RI Bidang Kesehatan tidak hanya sekadar seremoni. Ia membawa serta teknologi medis terdepan yang membuka lembaran baru pelayanan kesehatan di Sulawesi Utara.
Kehadiran prosedur DSA by dr. Terawan di RSUD ODSK merupakan simbol kolaborasi nyata antara kekuatan daerah dan kepakaran nasional.
Teknologi ini membawa harapan baru bagi deteksi dini dan penanganan penyakit pembuluh darah otak, jantung, dan kanker secara presisi.
Buku Immunotherapy Nusantara adalah catatan intelektual sekaligus spiritual dr. Terawan dalam menjawab tantangan zaman.
Ia menawarkan terapi berbasis sel dendritik, memperkuat sistem imun pasien dari dalam, dan menjadi pendekatan alternatif yang telah menarik perhatian kalangan medis internasional.
“Kolaborasi, inovasi, dan keberpihakan terhadap daerah menjadi napas dari setiap langkah saya,” ujar dr. Terawan saat ditanya soal makna dari peluncuran buku dan teknologi ini.
Kehadiran dr. Terawan di Bumi Nyiur Melambai bukan sekadar agenda medis, tetapi sebuah pesan harapan: bahwa kemajuan kesehatan Indonesia tidak harus datang dari pusat.
Justru dari timur, dari tanah para cendekia, lahirlah semangat baru pelayanan berbasis teknologi, budaya, dan hati nurani. Langkah ini adalah awal dari babak baru transformasi kesehatan Indonesia yang lebih inklusif, canggih, dan penuh harapan.
Buku, teknologi, dan semangat – semuanya bermuara pada satu hal: Indonesia yang lebih sehat dan manusiawi.
)***Sght / Tjoek / foto istimewa

