Sukabumi (Uritanet) :
Udara sejuk Desa Sasagaran, Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi, menjadi saksi sejarah pada Kamis (17/07/2025), ketika semangat gotong royong bertemu dengan strategi ketahanan ekonomi. Pemerintah Kabupaten Sukabumi secara resmi meluncurkan Koperasi Merah Putih, sebuah inisiatif strategis untuk memperkuat ekonomi berbasis masyarakat di akar rumput.
Peluncuran ini diresmikan langsung oleh Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Letnan Jenderal TNI Kunto Arief Wibowo, didampingi Staf Ahli Bupati Sukabumi Jujun Junaedi dan jajaran Forkopimcam Kebonpedes.
Koperasi Merah Putih bukan sekadar lembaga keuangan desa, tapi simbol perlawanan terhadap ketergantungan ekonomi. Fokus utamanya adalah memberdayakan sektor pertanian dan UMKM lokal dengan semangat gotong royong.
“Dengan koperasi dan teknologi pertanian yang tepat guna seperti Bios 44, desa bisa menjadi pilar utama ketahanan nasional,” ujar Letjen TNI Kunto.
Bios 44 sendiri merupakan teknologi pembenah tanah berbasis mikroba hasil inovasi TNI, yang kini digunakan dalam budidaya jagung di daerah tersebut. Acara launching koperasi ini pun dirangkai dengan panen raya jagung, sebagai bukti nyata sinergi ilmu, inovasi, dan hasil kerja petani.
Mendampingi Bukan Mengganti
Letjen Kunto menegaskan bahwa kehadiran TNI di desa bukan untuk mengambil alih, melainkan mendampingi masyarakat hingga terwujud tata kelola yang sehat.
“Program kami ini bertujuan untuk menstarter fokus kepada pemberdayaan wilayahnya sendiri,” tegasnya.
Ia pun menjawab kekhawatiran tentang kemungkinan tumpang tindih dengan koperasi lain.
“Teknologi dan potensi lokal adalah penentu. Daerah sawah tak bisa disamakan dengan daerah pantai. Masing-masing punya karakter produktivitas sendiri,” jelasnya lugas.
Letjen Kunto juga menyoroti keunikan geostrategis Desa Sasagaran yang terletak di antara pegunungan dan kawasan urban. Kombinasi ini menghadirkan potensi unggulan dalam skala produktivitas, distribusi, dan kepadatan penduduk—faktor yang sangat menentukan dalam konteks ketahanan nasional.
Terkait target koperasi, Letjen Kunto menyerahkan sepenuhnya kepada pengurus dan kepala desa, sembari menekankan pentingnya distribusi energi seperti gas agar tidak membebani masyarakat.
“Energi hulu seperti gas harus dipastikan mengalir, jangan sampai menyulitkan warga,” tambahnya.
Sinergi Nyata, Harapan Terpeta
Peluncuran Koperasi Merah Putih di Sukabumi adalah bukti bahwa ketika masyarakat, pemerintah, dan militer berjalan seiring, maka kemajuan bukan hanya mungkin—tapi tak terelakkan. Desa tak lagi dipandang sebagai objek pembangunan, melainkan sebagai pusat kekuatan yang menopang masa depan bangsa.
Langkah ini bukan hanya peresmian koperasi, tapi kebangkitan semangat kemandirian desa yang telah lama tertidur. Dan kini, ia bangkit, bergerak, dan menyala—membawa harapan yang lebih dari sekadar panen, lebih dari sekadar rapat pengurus.
Jika Indonesia ingin berdiri kuat, maka pondasinya harus dibangun dari desa. Dan di Desa Sasagaran, pondasi itu sudah mulai diletakkan. Kini saatnya kita semua ikut membangunnya—batu demi batu, harapan demi harapan. Karena masa depan negeri ini, dimulai dari kekuatan desa hari ini.
)**Sght/ Tjoek

