KAI Latih Petugas untuk Layani Disabilitas, Dorong Budaya Transportasi Publik yang Humanis

PT Kereta Api Indonesia (Persero) KAI Latih Petugas untuk Layani Disabilitas, Dorong Budaya Transportasi Publik yang Humanis
Bagikan ke orang lain :

Uritanet – Jakarta, 10 Juli 2025   PT Kereta Api Indonesia (Persero) KAI Latih Petugas untuk Layani Disabilitas, Dorong Budaya Transportasi Publik yang Humanis Operasi 1 Jakarta tidak hanya membangun fasilitas fisik ramah disabilitas di stasiun dan kereta, tetapi juga membekali para petugasnya dengan pelatihan khusus agar mampu memberikan layanan yang humanis dan responsif bagi penyandang disabilitas.

Manager Humas KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko, menyebutkan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari upaya jangka panjang KAI untuk membentuk budaya pelayanan publik yang inklusif dan berkeadilan.

“Petugas kami di stasiun maupun di dalam kereta telah dibekali pelatihan agar siap membantu pelanggan disabilitas bahkan tanpa harus diminta. Hal ini bukan sekadar prosedur, melainkan cerminan dari semangat pelayanan yang empatik dan setara,” ujar Ixfan.

Pelatihan yang diberikan mencakup pengetahuan tentang ragam disabilitas, teknik komunikasi efektif, serta prosedur asistensi yang aman dan bermartabat. Selain itu, para petugas juga diberi pemahaman hukum dan kebijakan terkait hak-hak penyandang disabilitas, termasuk amanat dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016.

Menurut Ixfan, kehadiran petugas yang terlatih menjadi pelengkap penting dari berbagai fasilitas fisik yang telah disediakan KAI, seperti guiding block untuk tuna netra, ramp dan lift untuk pengguna kursi roda, serta toilet khusus dan ruang tunggu difabel.

“Kami ingin memastikan bahwa pengalaman menggunakan kereta api menjadi aman, nyaman, dan setara bagi semua, tanpa terkecuali,” imbuhnya.

Langkah ini dinilai sejalan dengan prinsip universal design dalam layanan publik, yang tak hanya memperhatikan aspek teknis, tetapi juga memperkuat nilai-nilai empati dan kesetaraan sosial.

KAI juga mendorong pelanggan untuk tidak ragu meminta bantuan kepada petugas bila memerlukan.

“Ini bukan soal kebaikan hati, tapi kewajiban kita bersama sebagai bangsa untuk memastikan ruang publik dapat diakses oleh siapa pun,” pungkas Ixfan.

Melalui inisiatif ini, KAI Daop 1 Jakarta menunjukkan bahwa pembangunan transportasi inklusif bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga soal membangun culture of care di setiap lini pelayanan.

**Benksu

Bagikan ke orang lain :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *