BSI Explore 2025 Perjalanan Mengungkap Sejarah Pesantren Nurul Falah Sirnasari Tasikmalaya 

Tasikmalaya (Uritanet) :

Tasikmalaya memiliki banyak situs bersejarah yang sarat akan nilai budaya dan keislaman. Salah satunya, Pesantren Nurul Falah Sirnasari, yang didirikan KH. Mama Aceng Qosim Kurnia di daerah Salopa, Kabupaten Tasikmalaya.

Dalam rangka mengungkap jejak sejarah pesantren ini, Tim BSI Explore 2025 dari Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) kampus Tasikmalaya melakukan eksplorasi mendalam sebagai bagian dari program pengabdian masyarakat mereka.

Kegiatan yang telah berlangsung 6 hingga 27 Februari 2025 dan berfokus pada berbagai aspek desa, termasuk pendidikan, wisata, serta sejarah. Melalui program ini, mahasiswa tidak hanya menggali informasi, tetapi juga belajar langsung dari sumber sejarah yang masih terjaga hingga kini.

Inspirasi dari Perjuangan KH. Mama Aceng Qosim Kurnia

Menurut Asy Syaima Attofah Mujahidah, salah satu anggota tim BSI Explore UBSI Tasikmalaya, perjalanan ini memberikan wawasan baru mengenai peran ulama dalam menyebarkan ilmu agama di Tasikmalaya.

“Kami sangat terinspirasi dengan perjalanan hidup KH. Mama Aceng Qosim Kurnia. Beliau tidak hanya mendirikan pesantren sebagai pusat pendidikan, tetapi juga menjadi panutan dalam hal akhlak dan kepemimpinan di tengah masyarakat,” ujarnya (26/3).

KH. Mama Aceng Qosim Kurnia, yang lebih akrab disapa Mama Aceng, merupakan salah satu tokoh penting dalam tradisi Lima Ulama Salopa (LIMUS). Lahir dari keluarga sederhana, beliau menempuh pendidikan agama di berbagai pesantren besar sebelum akhirnya mendirikan Pesantren Nurul Falah Sirnasari pada tahun 1960. Hingga kini, pesantren ini tetap berkembang sebagai pusat pendidikan Islam di Tasikmalaya.

Baca Juga :  PPPSRS Kalibata City Lantik 29 anggota Tenant Safety Officer dan Gelar General Evacuation Antisipasi Keadaan Darurat

BSI Explore 2025 Memahami Sejarah

Tidak hanya menggali sejarah pesantren, tim BSI Explore 2025 juga menelusuri kisah legendaris Mama Aceng, termasuk perjuangannya menghadapi ancaman kelompok DI/TII pada tahun 1954. Keberanian dan kebijaksanaan beliau dalam menghadapi situasi genting ini semakin memperkuat posisinya sebagai pemimpin yang dihormati masyarakat.

Yani Sri Mulyani, selaku Dosen Pembimbing Lapangan, menegaskan bahwa kegiatan ini lebih dari sekadar eksplorasi sejarah. Program ini menjadi sarana bagi mahasiswa untuk memahami nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para ulama.

“Melalui program ini, mahasiswa dapat belajar langsung dari sumber sejarah, mendokumentasikan perjalanan hidup tokoh agama, dan mengambil pelajaran berharga untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bisa juga nantinya, pesantren ini menjadi tempat wisata religi di Tasikmalaya, dengan sejarah besarnya dan berharga,” jelasnya.

Baca Juga :  Menteri Kebudayaan Fadli Zon Lantik 74 Pejabat, Tekankan Kepemimpinan Inklusif, Kolaboratif, dan Inovatif

Meskipun KH. Mama Aceng Qosim Kurnia telah wafat pada 23 November 1999, ajaran dan semangatnya tetap menginspirasi generasi penerus. Pesantren Nurul Falah Sirnasari hingga kini tetap menjadi pusat pendidikan yang menanamkan nilai-nilai Islam dan akhlak mulia kepada para santrinya.

Program BSI Explore 2025 membuktikan bahwa memahami sejarah tidak hanya sekadar mengenang masa lalu, tetapi juga merupakan bentuk penghormatan terhadap perjuangan para ulama. Dengan semangat “Ciptakan Prestasi untuk Indonesia”, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa dan masyarakat luas dalam menjaga serta melestarikan warisan budaya dan agama di tanah air.

Eksplorasi ke Pesantren Nurul Falah Sirnasari membuka wawasan baru tentang sejarah keislaman di Tasikmalaya. Melalui program ini, mahasiswa UBSI tidak hanya mendapatkan ilmu, tetapi juga meneladani perjuangan KH. Mama Aceng Qosim Kurnia. Dengan menjadikan pesantren ini sebagai salah satu destinasi wisata religi, diharapkan lebih banyak masyarakat yang mengenal dan menghargai warisan sejarah yang ada.

Sebagai generasi penerus, menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para ulama adalah tanggung jawab bersama.

BSI Explore 2025 telah membuktikan bahwa belajar dari sejarah bukan hanya tentang masa lalu, tetapi juga membangun masa depan yang lebih baik.

)**Tjoek

Share Article :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *