Uritanet – Jakarta, 10 Maret 2025 – Perjalanan panjang selama tiga dekade bukanlah hal yang mudah bagi sebuah lembaga sosial. Namun, Humaniora Rumah Kemanusiaan membuktikan bahwa dengan komitmen dan ketulusan, mereka mampu bertahan dan terus mengabdi bagi masyarakat. Tahun ini, yayasan yang didirikan oleh seniman, budayawan, wartawan, dan pemerhati sosial ini merayakan milad ke-30 pada 17 Ramadan 1446 H atau 17 Maret 2025, dengan mengusung berbagai kegiatan, termasuk sayembara menulis sebagai bentuk refleksi perjalanan mereka.
Mengabdi Melalui Seni, Pendidikan, dan Aksi Sosial
Didirikan pada 17 Februari 1995, Humaniora Rumah Kemanusiaan telah menjalankan berbagai program yang berfokus pada pelayanan sosial, pendidikan, serta seni dan budaya. Yayasan ini memberikan pendidikan gratis bagi masyarakat kurang mampu, menyalurkan bantuan sosial, serta menyelenggarakan berbagai pelatihan dan pertunjukan seni.
Tak hanya itu, mereka juga memiliki program unggulan seperti “Misi Kemanusiaan Universal – Barang Bekas Menolong Sesama”, di mana barang-barang bekas hasil donasi disalurkan kepada masyarakat dhuafa, pemulung, janda lansia, dan anak yatim. Melalui Rumah Singgah Bunda Lenny, yayasan ini telah memberikan bantuan bagi korban bencana, serta menyediakan pendidikan non-formal bagi anak-anak putus sekolah.
Kepemimpinan Eddie Karsito: Jiwa di Balik Humaniora Rumah Kemanusiaan
Di balik kesuksesan yayasan ini, ada sosok Eddie Karsito, seorang aktor, wartawan, dan pegiat sosial yang telah mengabdikan hidupnya untuk kemanusiaan. Sejak awal berdiri, ia telah membawa Humaniora Rumah Kemanusiaan menjadi wadah bagi seniman dan aktivis sosial untuk berbuat baik. Salah satu aksi inspiratif yang terus berjalan hingga kini adalah “Warung Gratis”, di mana setiap Jumat, yayasan menyediakan makanan bagi pemulung dan warga kurang mampu.
“Bagi kami, membantu sesama adalah bentuk nyata dari membumikan nilai-nilai kemanusiaan dan agama dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Eddie Karsito.
Perjalanan 30 Tahun: Dari Panggung Seni hingga Aksi Sosial
Selama tiga dekade, Humaniora Rumah Kemanusiaan telah menggelar berbagai kegiatan yang tidak hanya bersifat sosial, tetapi juga berbasis seni dan budaya. Beberapa pencapaian mereka antara lain:
Festival Teater Jakarta 2008 – Juara 1
Festival Film Remaja 2011 – Pemenang II kategori film dokumenter
Musikalisasi Puisi WS Rendra 2016 – TIM, Jakarta
Produksi Film Teater “Petang di Taman” 2021 – Adaptasi karya Iwan Simatupang
Pembinaan 229 pemulung dan 40 anak yatim/dhuafa di Jakarta dan Bandung
Tak hanya itu, yayasan ini juga mendapat dukungan dari berbagai kalangan, termasuk para seniman dan artis terkenal seperti Raffi Ahmad, Deddy Corbuzier, Ray Sahetapy, Iwan Fals, Krisdayanti, hingga Inul Daratista.
Merayakan 30 Tahun dengan Sayembara Menulis
Dalam rangka merayakan milad ke-30, Humaniora Rumah Kemanusiaan menggelar sayembara menulis, mengajak masyarakat untuk menuangkan pemikiran mereka tentang kemanusiaan dan pengabdian. Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat kepedulian sosial dan memperkuat gerakan literasi di Indonesia.
Masa Depan: Melanjutkan Pengabdian
Tiga puluh tahun bukanlah akhir, melainkan tonggak baru untuk terus melangkah. Humaniora Rumah Kemanusiaan berkomitmen untuk terus memberikan manfaat bagi masyarakat, menguatkan jejaring sosial, serta melahirkan lebih banyak generasi yang peduli terhadap sesama.
“Perjalanan ini masih panjang. Selama masih ada yang membutuhkan, kami akan terus berbuat,” kata Eddie Karsito.
Dengan semangat “Kasih Tak Berkesudahan”, Humaniora Rumah Kemanusiaan mengajak semua pihak untuk ikut serta dalam gerakan kemanusiaan. Karena sejatinya, berbagi bukan soal seberapa banyak yang kita miliki, tetapi seberapa besar kepedulian kita terhadap sesama.
— ***