Uritanet – Magelang, 26 Februari 2025 – Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menegaskan bahwa daerah memiliki peran strategis dalam upaya pemajuan kebudayaan nasional. Hal ini disampaikannya dalam paparan bertajuk Pemajuan Kebudayaan sebagai Pilar Pembangunan Daerah: Sinergi, Strategi, dan Aksi pada kegiatan Retreat Magelang, sebuah orientasi kepemimpinan bagi kepala daerah dan wakil kepala daerah tahun 2025, yang digelar di Akademi Militer Magelang.
Dalam forum yang dihadiri 441 kepala daerah tersebut, Fadli Zon menekankan bahwa pemajuan kebudayaan adalah amanat konstitusi sebagaimana tertuang dalam Pasal 32 UUD 1945. Negara memiliki kewajiban untuk memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia dengan tetap menjamin kebebasan masyarakat dalam mengembangkan nilai budayanya.
“Kita wajib melindungi, mengembangkan, memanfaatkan, dan membina kebudayaan nasional untuk memperkuat jati diri bangsa. Pemerintah daerah memiliki peran penting, baik dalam regulasi maupun implementasi pemajuan kebudayaan, mulai dari penyusunan peraturan daerah, RPJPD, RPJMD, hingga Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD),” ujar Fadli Zon.
Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor, tidak hanya antara pemerintah pusat dan daerah, tetapi juga dengan pihak swasta melalui skema Public-Private Partnership (PPP).
Penguatan Ekosistem Budaya dan Perfilman Nasional
Dalam upayanya memperkuat ekosistem budaya kontemporer, Fadli Zon menyoroti pertumbuhan industri film nasional. Pada tahun 2024, jumlah penonton film Indonesia telah mencapai lebih dari 80 juta. Ia menekankan pentingnya produksi film-film bertema sejarah dan budaya yang dapat menjadi media edukasi bagi generasi muda.
“Kita butuh lebih banyak film yang mengangkat sejarah perjuangan bangsa, serta penulis skenario yang mampu menarasikan kekayaan budaya Indonesia. Saya mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dalam memperkuat ekosistem perfilman agar masyarakat semakin bangga akan budaya kita sendiri,” tegasnya.
Selain perfilman, Fadli Zon juga mendorong pembangunan ruang-ruang budaya seperti taman budaya yang berfungsi sebagai kantong ekspresi seni dan budaya masyarakat. Ia juga menekankan pentingnya peningkatan jumlah serta sertifikasi tenaga ahli cagar budaya (TACB), serta pembentukan Dewan Kebudayaan di daerah untuk memperkuat pemajuan kebudayaan di tingkat lokal.
Kebudayaan sebagai Kekayaan Tak Ternilai
Fadli Zon menyoroti keanekaragaman budaya Indonesia yang luar biasa, dengan lebih dari 2.213 Warisan Budaya Takbenda (WBTB), 228 Cagar Budaya Nasional (CBN), lebih dari 1.340 etnis, dan lebih dari 718 bahasa daerah.
“Sebagai bangsa dengan keberagaman yang luar biasa (mega-diversity), Indonesia merupakan salah satu peradaban tertua di dunia, sebagaimana terlihat dalam jejak sejarah di Sangiran, Goa Lidah Ajer, dan Goa Leang-Leang. Kebudayaan adalah kekayaan nasional (national treasure) yang tak ternilai harganya. Menjadi tugas kita bersama untuk memastikan budaya Indonesia terus lestari dan berkembang,” paparnya.
Ia juga menyinggung bagaimana pangan lokal dapat menjadi bagian dari pemajuan kebudayaan sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional. Tradisi pangan seperti sagu di Papua, sistem pangan Baduy di Banten, hingga padi kasepuhan di Jawa Barat adalah bukti keterkaitan erat antara budaya dan ketahanan pangan yang kini menjadi prioritas Presiden Prabowo Subianto.
Peran Strategis Museum dan Digitalisasi Kebudayaan
Menteri Kebudayaan juga menyoroti peran penting museum sebagai jendela peradaban bangsa. Dengan 469 museum yang tersebar di seluruh Indonesia, ia berharap institusi tersebut dapat menjadi ruang interaksi dan edukasi bagi generasi muda.
“Di era modern, digitalisasi museum menjadi langkah strategis untuk menyebarluaskan koleksi budaya, memperkuat jati diri bangsa, serta mempromosikan kebudayaan Indonesia ke dunia internasional,” tambahnya.
Sinergi Pusat-Daerah untuk Kebudayaan yang Berkelanjutan
Menutup paparannya, Fadli Zon menegaskan bahwa keberhasilan pemajuan kebudayaan bergantung pada kolaborasi erat antara pusat dan daerah.
“Dengan mengusung narasi Culture for the Future, saya berharap kita dapat membangun ekosistem kebudayaan yang inklusif dan berkelanjutan. Diplomasi budaya harus terus kita dorong untuk memperkuat citra positif Indonesia di kancah global. Sebagaimana ditekankan Presiden Prabowo Subianto, tidak ada yang akan menghargai budaya kita jika bukan kita sendiri,” tutupnya, disambut antusias oleh para kepala daerah yang hadir.
**Benksu