Banda Aceh (Uritanet) : Senator DPD RI asal Aceh, Azhari Cage SIP, mengecam Pertamina atas kelangkaan migas yang terjadi di Aceh. Padahal, Aceh merupakan daerah penghasil minyak dan gas, tetapi masyarakat justru kesulitan mendapatkan BBM, terutama solar dan pertalite.
Dalam rapat kerja dengan jajaran Pertamina pada Selasa, 25 Februari 2025, Azhari Cage menyoroti kuota solar untuk Aceh yang ditetapkan sebesar 410.544 ton. Namun, realitas di lapangan menunjukkan banyak nelayan dan masyarakat umum kesulitan mendapatkan bahan bakar.
Azhari Cage mencontohkan nelayan di Seuneudon yang tidak bisa melaut akibat kelangkaan solar. Situasi ini diperparah dengan antrean panjang di SPBU, yang sering kali berakhir dengan kekecewaan karena stok habis.
“Aceh ini lumbung migas. Baru saja ditemukan cadangan migas di Andaman I dan Andaman II, tapi masyarakat kita justru kesulitan mendapatkan BBM,” tegasnya.
Senator asal Aceh ini mendesak Pertamina mencari solusi konkret untuk mengatasi kelangkaan solar, salah satunya dengan menambah SPBU khusus nelayan.
Desak Penghapusan Sistem Barcode
Selain masalah distribusi solar, Azhari Cage juga menentang kebijakan penggunaan barcode di SPBU Aceh. Menurutnya, kebijakan ini hanya diberlakukan di empat provinsi, termasuk Aceh, sebelum diterapkan di daerah lain di Indonesia.
“Saya kecewa dengan Pertamina. Saya berharap kebijakan barcode di Aceh segera dihapus,” ujarnya.
Azhari Cage menambahkan bahwa saat pelantikan Gubernur Aceh, Mendagri sempat menyampaikan wacana penghapusan barcode. Namun, respons cepat dari Area Manager Pertamina Sumbagut yang menolak usulan tersebut dinilai tidak menghormati mekanisme komunikasi yang lebih santun.
“Sebagai perwakilan Aceh di DPD RI, saya wajib membela kepentingan daerah,” tegasnya.
Tuntut Solusi Pertamina
Azhari Cage mendesak Pertamina untuk segera mengambil langkah konkret dalam mengatasi kelangkaan migas di Aceh. Ia meminta adanya kebijakan yang lebih berpihak pada masyarakat, terutama nelayan dan pengguna BBM bersubsidi.
Apakah Pertamina akan merespons kritik ini dengan solusi nyata? Masyarakat Aceh menantikan langkah konkret dari perusahaan energi nasional tersebut.
)**Tjoek